HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan kulit, melalui perawatan yang benar.
Saat membersihkan muka, dianjurkan menggunakan pembersih muka dengan pH rendah, atau yang mendekati pH alami kulit.
Demikian disarankan dokter spesialis kulit dan kelamin (dermatolog) dr. Hafiza Fikri Fadel, Sp.KK, FINSDV, PGC, saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Baca Juga: ORASI Savings Bond Ritel Seri SBR014: Pilihan Berharga untuk Hidup Lebih Terencana
Dokter lulusan Program Spesialis Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa kulit normal memiliki pH antara 4,5 sampai 5,5, yang berarti tingkat keasaman rendah.
"Kalau asam, rendah pH. Jadi, memang disarankan itu pembersih-pemberish wajah mendekati pH normal kulit," kata Hafiza .
Potential of Hydrogen (pH) adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan kulit. Produk perawatan kulit yang rendah pH bisa membantu menjaga mantel asam, yang merupakan salah satu lapisan pelindung kulit.
Baca Juga: Cerita misteri sosok gendruwo yang ikut pesta bebakaran di perayaan malam tahun baru
Dengan kata lain produk perawatan kulit rendah pH juga bersifat ramah terhadap lapisan pelindung kulit.
Hafiza menjelaskan produk pembersih kulit dengan pH rendah dapat mengatasi kulit sensitif atau yang sedang bermasalah. Produk seperti itu juga direkomendasikan untuk kulit normal selama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kulit.
Selain pembersih muka dengan pH rendah, sang dokter juga mengajak pengguna untuk memerhatikan kondisi kulit setelah menggunakan sebuah produk. Jika kulit mengalami kemerahan, gatal dan perih atau rasa seperti terbakar, dia menganjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebab gejala-gejala itu menunjukkan kulit iritasi.
Konsultasi dengan dokter menurutnya menjadi langkah pertama yang sebaiknya dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini kulit serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Menyimak asal usul Cirebon, konon sebutan barawal ketika utusan Raja Galuh dijamu makan lauk terasi
"Kadang-kadang, produk tersebut tidak (bisa) digunakan berbarengan misalnya dengan produk lain. Jadi, biasanya suka ada efek seperti itu," kata Hafiza.
Hafiza menjelaskan iritasi terkadang terjadi karena kombinasi kandungan yang kurang tepat ketika menggunakan lebih dari satu produk secara bersamaan atau cara penggunaan produk kurang tepat.*