"Warga tidak hanya harus kehilangan rumah. Tapi juga tanah karena hanyut ke sungai. Belum lagi ancaman nyawa karena bisa saja abrasi terjadi kapan saja saat warga tertidur di rumah dan tiba-tiba longsor," lanjutnya.
Koordinasi terus dilakukan BPBD Sukoharjo dengan melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Pemerintah Desa Pojok, Pemerintah Desa Dalangan dan Kecamatan Tawangsari.
Baca Juga: Hadapi libur Natal dan tahun baru Kemenkes terbitkan surat edaran, ini isinya
"Kami juga koordinasi dengan pemerintah desa lain yang di wilayahnya dialiri Sungai Bengawan Solo. Sebab dititik belokan atau tikungan aliran air sungai maka rawan terjadi abrasi atau longsoran. Titik inilah yang terjadi di Desa Dalangan dan Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Widodo, mengatakan, pendataan dilakukan sebagai bagian inventarisir kondisi Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sebab Sungai Bengawan Solo melintasi beberapa desa dan kecamatan yang dampaknya sangat dirasakan masyarakat setempat. Seperti saat musim hujan, luapan Sungai Bengawan Solo berdampak banjir. Selain itu juga ditemukan kerusakan seperti abrasi maupun talud ambrol.
Musim hujan juga berdampak pada sungai lainnya di wilayah Sukoharjo karena jadi penyebab banjir. Pendataan dilakukan secara menyeluruh dengan menginventarisir kondisi talud, tebing sungai, pintu air, sedimentasi dan tumpukan sampah.
Baca Juga: Pemerintah lanjutkan program Kartu Prakerja skema normal mulai triwulan I-2023, ini teknisnya
Pemkab Sukoharjo melibatkan kepala desa, camat dan organisasi perangkat daerah (OPD). Keterlibatan semua pihak dilakukan untuk mengetahui secara riil kondisi Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya.
"Tujuannya untuk mengetahui kondisi riil dan tingkat kerusakan serta penanganan kedepan sebagai antisipasi terjadinya bencana alam yang bisa merugikan masyarakat," ujarnya.
Widodo mencontohkan, seperti kasus abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di wilayah Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari. Kerusakan parah berdampak pada warga yang terpaksa meninggalkan rumah karena pondasi tergerus aliran air. Warga harus mengungsi ke rumah anggota keluarganya yang lain agar bisa selamat.
"Kasus abrasi di Desa Pojok Kecamatan Tawangsari itu sudah lama. Sudah diketahui dan dilaporkan tapi penanganannya yang lama hingga akhirnya warga terdampak dirugikan harus mengungsi meninggalkan rumahnya," lanjutnya. (*)