Atasi banjir kawasan selatan, DPRD Kulon Progo minta pembersihan muara dilakukan lebih awal

photo author
- Rabu, 7 Desember 2022 | 09:30 WIB
Kepolisian Sektor Temon melakukan pengaturan lalu lintas jalan Nasional Yogyakarta-Purworejo akibat terendam banjir.  (ANTARA/HO-Dokumen Polres Kulon Progo)
Kepolisian Sektor Temon melakukan pengaturan lalu lintas jalan Nasional Yogyakarta-Purworejo akibat terendam banjir. (ANTARA/HO-Dokumen Polres Kulon Progo)

 

HARIAN MERAPI - DPRD Kulon Progo meminta agar Pemkab setempat melakukan pembersihan gulma di muara pantai sebelum musim hujan tiba.

Hal ini penting untuk mencegah terjadinya banjir di wilayah selatan terutama kawasan lahan pertanian di Kapanewon Temon, Pleret dan Panjatan.

Anggota DPRD Kulon Progo, Edi Priyono mengatakan, muara sungai di wilayah pantai dipenuhi gulma baik enceng gondok maupun ganggang. Hal ini lah yang menjadi penyebab aliran air dari sungai ke laut terhambat hingga mengakibatkan banjir.

Baca Juga: Tujuh kecamatan di Kulon Progo tergenang banjir, sejumlah anak dan lansia dievakuasi

"Kemarin pembersihan sudah dilakukan tapi justru dari atas. Mestinya dimulai dari muara dulu baru ke atas," kata Edi, Selasa (6/12/2022).

Edi menjelaskan, gulma yang dibersihkan akan mengalir melalui sungai ke arah laut. Namun jika gulma tersebut tersangkut di jembatan, justru akan menyumbat aliran air hingga terjadi bendungan.

Terlebih secara geografis, dua kapanewon di sisi selatan Kulon Progo yakni Temon dan Panjatan merupakan daerah cekungan. Sehingga, ketika air hujan masuk ke daerah itu sementara di muara ada sumbatan, aliran air menjadi tertahan di daratan dan mengakibatkan banjir.

Baca Juga: Mengenal Teknologi DVB-T2 yang Dibutuhkan Televisi dan STB untuk Menangkap Siaran Digital di Indonesia

"Contohnya di Bugel Panjatan. Air yang lewat di sana berasal dari beberapa desa sehingga jika persoalan sumbatan di muara tidak segera diselesaikan, akan terjadi genangan," imbuh Edi.

Politisi PDIP ini kemudian menyoroti pembersihan gulma oleh Bidang SDA, DPU-PKP Kulon Progo yang dinilainya terlambat. Seharusnya, pembersihan dilakukan sebelum musim hujan sehingga ketika terjadi hujan, kondisi muara sudah bersih dari gulma.

Keterlambatan pembersihan gulma yang terjadi pada musim hujan tahun lalu menurut Edi menyebabkan banjir di lahan pertanian. Pada akhirnya, para petani merugi karena gagal panen dan harus melakukan tanam ulang.

Baca Juga: Warga miskin di Sukoharjo diharapkan sudah terima STB gratis terkait migrasi siaran televisi ke digital

"Pembersihan gulma ini harus rutin dilakukan setahun sekali dan itu menjadi tanggungjawab SDA. Kalau bisa diantisipasi dengan pembersihan gulma sebelum musim hujan, maka tidak ada banjir di kawasan selatan," tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Kulon Progo Salurkan Bantuan Alsintan

Selasa, 27 Mei 2025 | 20:00 WIB
X