Seru, AS-Rusia Bertengkar di DK PBB, Bantuan ke Suriah Terancam Distop, Ini Sebabnya

photo author
- Senin, 11 Juli 2022 | 12:15 WIB
Arsip - Seorang bocah membawa bantuan makanan yang diberikan oleh Program Pangan Dunia PBB di Raqqa, Suriah, 26 April 2018.  (ANTARA/Reuters/Aboud Hamam)
Arsip - Seorang bocah membawa bantuan makanan yang diberikan oleh Program Pangan Dunia PBB di Raqqa, Suriah, 26 April 2018. (ANTARA/Reuters/Aboud Hamam)



NEW YORK, harianmerapi.com - Hubungan AS dengan Rusia makin panas setelah invasi Rusia ke Ukraina.


Bahkan akibat konflik tersebut, dampaknya sampai ke negara lain, baik menyangkut aspek polisik maupun kemanusiaan.


Sebuah mandat Dewan Keamanan PBB untuk operasi pengiriman bantuan kepada sekitar empat juta orang di Suriah dari Turki berakhir pada Minggu dan tidak dapat dilanjutkan.

Baca Juga: Patut Dicontoh, Pemerintah Kota Surabaya Memfasiltasi Pencari Kerja Biar Tak Nganggur, Begini Caranya

Hal itu disebabkan pemungutan suara pada Minggu tidak bisa dilakukan setelah para diplomat belum mencapai kesepakatan dengan Rusia, yang bertengkar dengan Amerika Serikat atas kelanjutan operasi besar-besaran tersebut.

Para diplomat mengatakan Irlandia dan Norwegia masih bekerja mencari kompromi, tetapi pemungutan suara tak mungkin dilakukan sehingga operasi bantuan itu akan ditutup.

Pada 2020, mandat itu habis masa berlakunya tetapi dapat diperbarui sehari kemudian atas upaya lima anggota tetap DK PBB.

Baca Juga: Aturan Baru Naik KRL dan KA Lokal, Ini Syarat Lengkapnya

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan kepada televisi Kanada CBC pada Minggu bahwa bantuan tersebut, yang mencakup makanan, obat-obatan dan tempat tinggal, adalah penyelamat dan jika tidak dapat dilanjutkan "orang-orang akan mati."

Rusia memveto perpanjangan satu tahun pada Jumat, tetapi usulannya untuk pembaruan enam bulan juga gagal disepakati.

Usulan itu, jika diterima, mengharuskan 15 anggota DK PBB untuk mengadopsi resolusi baru pada Januari agar dapat memperpanjang operasi tersebut selama enam bulan berikutnya.

Baca Juga: Inilah Aturan Baru Perjalanan Dalam Negeri Berlaku Mulai 17 Juli 2022

AS, Inggris dan Prancis mengatakan waktu enam bulan tak cukup bagi kelompok-kelompok bantuan untuk merencanakan dan beroperasi secara efektif.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield berbicara kepada kelompok-kelompok bantuan pada Minggu, mengatakan kepada mereka bahwa tanpa operasi PBB, 70 persen kebutuhan pangan di Suriah tak akan terpenuhi.

"Sebuah generasi berada dalam bahaya," tulisnya di Twitter. "LSM-LSM (kelompok-kelompok bantuan) meminta DK PBB untuk terus berjuang menyelamatkan jiwa-jiwa ini... Kami telah bekerja sepanjang akhir pekan dengan DK PBB untuk mencapai kompromi."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X