HARIAN MERAPI - Kelompok perjuangan Palestina Hamas menaati kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, antara lain mengevakuasi jenazah sandera di Gaza.
Namun Hamas mengakui ada kendala teknis berupa kurangnya peralatan Teknik untuk mengevakuasi sandera Israel.
Sayap militer kelompok perjuangan Palestina Hamas, Brigade Al-Qassam, Ahad (9/11) mengatakan pihaknya membutuhkan tambahan personel dan peralatan teknik untuk mengevakuasi jenazah sandera Israel yang masih tersisa di Jalur Gaza.
Baca Juga: 54 Kuda Naik Podium Pacuan Kuda IHR Piala Raja HB X 2025, Berikut Daftar Jawaranya
“Proses evakuasi jenazah pada periode sebelumnya dilakukan dalam kondisi yang sangat sulit. Meski demikian, kami telah memenuhi seluruh kewajiban sesuai kesepakatan. Kami menegaskan bahwa pemulihan jenazah yang tersisa memerlukan tambahan brigade dan peralatan teknis,” demikian isi pernyataan tersebut.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Hamas membebaskan 20 tahanan yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023, sehingga seluruh sandera yang masih hidup telah dibebaskan.
Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 250 tahanan Palestina dan 1.718 warga Gaza yang sebelumnya ditahan. Saat ini, Hamas tengah menyerahkan kepada Israel jenazah para sandera yang meninggal dalam tahanan.
Hingga kini, Hamas telah mengembalikan 23 jenazah sandera kepada Israel. Menurut data otoritas Israel, masih ada lima jenazah sandera yang belum ditemukan dan diyakini masih berada di Gaza.*