PURWOREJO, harianmerapi.com – Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK pada sapi di Indonesia beberapa minggu terakhir, berdampak pada pedagang sapi kurban di Kabupaten Purworejo.
Pedagang sapi kurban di Purworejo kesulitan mendapatkan stok ternak untuk dijual kepada masyarakat yang hendak menunaikan ibadah kurban Idul Adha 1443 H.
Pedagang sapi kurban kesulitan mendapat pasokan karena mereka tidak berani mengambil sapi dari daerah luar Purworejo.
Baca Juga: Puan Jagokan Gibran Maju di Pilgub 2024, Ini Pertimbangannya
Pedagang sapi kurban di Desa Winongkidul Kecamatan Gebang, Marus mengatakan, pada kondisi sekarang, stok sapi dagangan berkurang 30 persen.
“Biasanya, tahun-tahun sebelumnya kami siapkan lebih dari 100 sapi, tapi sekarang hanya 70,” katanya, kepada Harian Merapi, Selasa 21 Juni 2022.
Menurutnya, turunnya stok karena pedagang di masing-masing daerah hanya melakukan jual beli di wilayah mereka sendiri.
“Dulu biasanya kami beli di Muntilan Magelang, Ambarketawang Yogyakarta, atau Kebumen, tapi sekarang hanya cari di Purworejo saja. Istilahnya, sapi Purworejo hanya dijual di Purworejo saja,” terangnya.
“Pedagang daerah lain juga sama, mereka membeli dan transaksi sapi untuk tingkat lokalan saja,” imbuh Marus.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena para pedagang menjaga agar ternak stok mereka tidak sampai tertular PMK.
Tidak hanya soal stok, perdagangan sapi kurban menjelang Idul Adha tahun 2022 juga kembali lesu.
Baca Juga: Wabah PMK di Lombok Tengah Tembus 12 Ribu Ekor Ternak, Ini rinciannya
"Untuk penjualan, turun kurang lebih 30 persen dari kondisi tahun lalu," ujarnya.
Pedagang lain, Suroto menambahkan, situasi perdagangan sapi jelang Idul Adha 2022 yang lesu, membuat pedagang tidak berani menaikkan harga jual.