JOGJA, harianmerapi.com - Sejarah panjang kerajinan perak Kotagede pernah mengalamai masa kejayaan serta menjadi tujuan para pelancong dalam negeri maupun manca negara berbelanja langsung dari pusatnya.
Julukan sebagai Kota Perak melekat pada Kotagede.
Dulu hampir setiap hari Kotagede menjadi jujugan para bule menikmati witasa di perkampungan kuno dan berbelanja cendera mata berbagai macam kerajinan perak.
Baca Juga: Beberapa Keistimewaan yang Diberikan Allah SWT kepada Orang Beriman yang Megembangkan Budaya Malu
Setelah reformasi dan terlebih pada masa Pandemi belakangan ini, pemandangan turis asing jalan-jalan di perkampungan Kotagede menjadi sesuatu yang langka terjadi.
Saat ini boleh dibilang kerajinan perak Kotagede mengalami masa surut.
Demikian ungkap dedengkot pengrajin perak Kotagede Prio Salim (60), saat ditemui Merapi Senin (13/6/2022), di Studio bengkel usahanya Salim Silver, Kebohan, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta.
"Terlebih pada masa pandemi hingga saat ini dampak itu masih dirasakan oleh para pengrajin."
"Secara data berapa yang masih aktif dan berapa yang sudah gulung tikar, mungkin pihak terkait perlu melakukan pendataan ulang," kilah Salim.
Baca Juga: Petung Jawa Weton Selasa Legi 14 Juni 2022, Berbakat di Bidang Dagang dan Tani, Punya Antibodi
Artikel Terkait
Pasar Keroncong Kotagede Jadi Ajang Apresiasi bagi Maestro Keroncong Subarjo dan Penggagas Djaduk Feriyanto
Populerkan Keroncong di Kalangan Generasi Muda adalah Komitmen Pasar Keroncong Kotagede Sejak 2015
UGM Kelola Bangunan Tradisional Jawa Berusia Hampir 200 Tahun di Kotagede
Baca Puisi Malam Selikuran di Kotagede
Anggota DPD DIY Afnan Hadikusumo Baca Puisi 'Perpanjang' di Malam Selikuran Kotagede