UGM Kelola Bangunan Tradisional Jawa Berusia Hampir 200 Tahun di Kotagede

photo author
- Jumat, 7 Januari 2022 | 15:58 WIB
Bangunan tradisional Jawa bernama Omah UGM berusia hampir 200 tahun.  (Foto: Dokumentasi Humas UGM)
Bangunan tradisional Jawa bernama Omah UGM berusia hampir 200 tahun. (Foto: Dokumentasi Humas UGM)

JOGJA, harianmerapi.com - Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM mengelola bangunan tradisional Jawa di salah satu sudut Kotagede, Jogja.

Bangunan tradisional bernama Omah UGM merupakan salah satu bangunan yang terdampak gempa tahun 2006 yang kemudian dibeli oleh UGM sebagai bagian dari program revitalisasi kawasan pusaka Kotagede berbasis 3K yaitu Komunitas, Kerajinan, dan Kultural.

Rumah berusia hampir 200 tahun yang kini menjadi Omah UGM merupakan salah satu bangunan tua yang mampu bertahan terhadap gempa meski mengalami sejumlah kerusakan.

Baca Juga: UGM Kembangkan Pesawat Tanpa Awak untuk Deteksi Dini Kebakaran Hutan

“Setelah dibeli proses renovasi didukung di antaranya oleh JICA, Total Indonesie, Exxon Mobil Oil, dan individual donor,” ungkap dosen Arsitektur UGM, Laretna Trisnantari Adishakti, Jumat (7/1/2022).

Struktur serta fasad atau muka bangunan Omah UGM memiliki citra kuat sebuah rumah tradisional Kotagede.

Bangunan ini memiliki tata ruang khas bangunan rumah Jawa yang terdiri atas pendopo atau bangunan tanpa dinding yang biasa digunakan sebagai tempat pertemuan, bangunan induk yang dinamakan dalem, juga pringgitan atau penghubung antara pendopo dan rumah dalem.

Baca Juga: Penyimpanan Benda dan Cagar Budaya di Temanggung, Lokasinya Ada di Sini Lho..

Selain itu terdapat pula sentong atau kamar serta gandhok yang terletak di sisi kanan dan kiri rumah. Ornamen serta material bangunan juga dipertahankan sesuai wajah Kotagede.

“Dinding dalem sangat khas terbuat dari kayu, bukan tembok. Suatu kondisi yang sudah langka di Kawasan Pusaka Kotagede,” imbuh Sita.

Kotagede yang merupakan bekas ibu kota kerajaan Mataram Islam pada abad 15 memang dikenal mewakili saujana Jawa yang ideal dan menawarkan karakter yang unik.

Baca Juga: IBL 2022 Dapat Izin Disaksikan Penonton Langsung, Hari Ini Digelar Simulasi di GBK

Gempa tahun 2006 dengan kekuatan 5.9 SR berpengaruh pada bangunan tua di Kotagede yang tak mampu menahan dikarenakan material dominan kayu dan termakan usia.

Sejak gempa 2006, secara bertahap proses pemulihan di Kotagede dilakukan. Banyak pihak yang ikut serta mulai dari masyarakat setempat, pelestari, pemerintah, hingga donatur swasta lokal hingga internasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X