GUNUNGKIDUL, harianmerapi.com - Puluhan hewan ternak di Kapanewon Nglipar Gunungkidul mati mendadak.
Namun kematian hewan ternak di Nglipar Gunungkidul tersebut bukan karena terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sedang merebak.
Kepastian bukan karena PMK tersebut berdasarkan hasil investigasi lapangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul terhadap kematian hewan ternak di Nglipar Gunungkidul.
Baca Juga: Kendati Pasar Hewan Ditutup, Kasus PMK di Klaten Melejit
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan, dari hasil investigasi lapangan hewan ternak yang dilaporkan mati mendadak diketahui penyebab matinya karena penyakit lain.
“Setelah dikonfirmasi penyebabnya bukan karena PMK, tetapi ada yang terkena hipocalsemia dan parainfluenza,” katanya, Selasa (7/6/2022).
Sementara DPKH Kabupaten Gunungkidul mencatat tambahan ternak yang mengalami suspek PMK dari hasil pemeriksaan laboratorium saat ini juga sudah diketahui.
Baca Juga: Kegiatan Khilafatul Muslimin Bertentangan dengan Pancasila, Ini Hasil Analisis Polisi
Sampai saat ini sudah ada 118 ternak berstatus suspek PMK dan dari jumlah tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terdapat 22 ekor hewan ternak tersebut dinyatakan positif terjangkit PMK.
Hasil itu diketahui dari pemeriksaan sampel yang telah dikirimkan ke laboratorium. Menurutnya, ratusan ternak yang terkait PMK ini berasal dari sejumlah kapanewon.
Namun pihaknya menolak memberikan rincian dengan alasan melindungi para peternak dan pedagang.
Baca Juga: Kabar Gembira untuk Army, BTS Rilis Album Antologi Proof pada 10 Juni 2022
"Tidak kami sebutkan asal persisnya demi melindungi harga ternak agar tidak jatuh," imbuhnya.
Pemkab Gunungkidul sudah melakukan gerak cepat untuk menekan penyebaran PMK menjadi lebih luas.