Developer yang kredibel juga dapat dicek dari keabsahan dokumen administrasi perusahaan, sistem penjualan rumah, sistem permbayaran, dan jual belinya.
Calon pembeli juga bisa meminta rekomendasi dari orang lain yang telah memiliki pengalaman membeli perumahan pada developer yang dimaksud.
Developer kredibel juga bisa dilihat dari ada tidaknya permasalahan yang terjadi pada kawasan yang dikembagkan.
Baca Juga: Menjelang Idul Adha, Pedagang Khawatir PMK Berdampak pada Penurunan Permintaan Hewan Kurban
2. Unit Terbangun dan Dihuni
Calon pembeli perumahan juga harus memperhatikan kawasan permukiman yang akan dibeli.
Jumlah unit yang terbangun juga bisa menjadi perhatian, apakah kompleks itu layak mereka beli atau tidak.
“Tapi, sebenarnya bukan unit terbangun saja, melainkan berapa perbandingan antara unit yang dibangun dengan yang dihuni,” kata Galih.
Perumahan yang banyak unit terbangun, tapi jarang ada penghuninya, bisa menjadi pertanyaan calon pembeli.
Memang, katanya, ada beberapa faktor mengapa tidak menghuni rumah yang baru dibeli.
Antara lain, karena ingin investasi, punya rumah lain, dan tidak nyaman.
“Faktor ketiga yakni tidak nyaman ini bisa jadi satu penyebab mengapa kompleks perumahan jarang dihuni pemiliknya,” tambahnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Saksikan Langsing Jakarta E-Prix 2022 di Ancol
“Untuk perumahan yang kami kembangkan, misalnya Pesona Arahiwang, tingkat huniannya mencapai 70 %, sebagian besar yang dibeli, pasti dihuni, jadi artinya konsumen nyaman tinggal di kompleks itu,” tuturnya.
3. Cek Sejarah Bencana