Bahrul Fuad menambahkan, program yang dijalankan pihaknya bertujuan untuk memastikan adanya akses yang berkelanjutan dan setara terhadap layanan kesehatan reproduksi yang menjangkau populasi terpinggirkan yang terkena dampak pandemi, khususnya perempuan penyandang disabilitas dan lansia.
Baca Juga: Anak Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz Hilang di Sungai Aaree Swiss, Mabes Polri Bantu Pencarian
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan melalui program ini diantaranya pendistribusian 1000 APD (Alat Pelindung Diri) bagi pekerja sosial dan care givers, 2000 paket dignity kits untuk lansia dan disabilitas, serta pembagian alat bantu bagi penyandang disabilitas dan lansia.
Deputi Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak, Ratna Susianawati menambahkan, dalam membangun pembangunan berkeadilan dan kesetaraan gender harus memperhatikan inklusi sosial.
Keberhasilan pembangunan tidak lepas dari peran semua pihak termasuk perempuan penyandang disabilitas dan lansia.
Baca Juga: Perlawanan Karaeng Galesong 4: Pasukan Belanda Dimeriam dengan Senjatanya Sendiri
"Jumlah lansia mencapai 10 persen dari total penduduk Indonesia sehingga mereka menjadi kekuatan tersendiri. Dengan tingginya angka harapan hidup, lansia harus didorong pemberdayaannya agar bisa menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang sehat, mandiri, bermartabat dan produktif," kata Ratna.
Dengan program pemberdayaan yang banyak disertai kolaborasi, lansia dipastikan bisa produktif dan punya daya saing.
Ratna juga meminta agar pelaksanaan program pemberdayaan perempuan dan lansia tidak hanya mengandalkan anggaran, namun juga memanfaatkan potensi lokal.
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Lava Pijar Sejauh 1,8 Km Arah Barat Daya
Sementara itu, Shimizu Kazuhiko, Konselor Bagian Ekonomi, Kedutaan Besar Jepang di Indonesia mengatakan, Pemerintah Jepang telah melaksanakan program untuk respons cepat terkait situasi Covid-19.
Program ini difokuskan pada bantuan untuk para perempuan disabilitas dan lansia di lima wilayah di Indonesia yakni Bekasi, Cirebon, Kulon Progo, Situbondo dan Kupang.
"Program yang dijalankan yakni pembagian alat bantu disabilitas dan lansia berupa kursi roda dan tongkat jalan, melakukan kajian dan pemetaan situasi layanan kesehatan, penyusunan modul kesehatan pendidikan reproduksi dan layanan kesehatan bagi lansia dan modul untuk advokasi anggaran desa yang didistribusikan ke beberapa wilayah serta program advokasi anggaran desa yang dilakukan oleh para kader disabilitas di masing-masing wilayah," urainya. *