Distribusi Tak Merata, Minyak Goreng Subsidi Langka di Pasar Tradisional Kabupaten Karanganyar

photo author
- Sabtu, 5 Februari 2022 | 17:35 WIB
Minyak goreng curah non subsidi menyerbu pasar tradisional akibat kelangkaan migor subsidi. (Foto: Abdul Alim)
Minyak goreng curah non subsidi menyerbu pasar tradisional akibat kelangkaan migor subsidi. (Foto: Abdul Alim)

KARANGANYAR, harianmerapi.com - Kelangkaan minyak goreng subsidi terjadi di pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar. Sementara barang yang tersedia tanpa subsidi jadi mahal.

Kondisi ini dialami selama dua bulan terakhir. Para pedagang pasar tradisional mendapat jatah minyak goreng subsidi dengan jumlah terbatas dari distributor. Pasokan juga tidak stabil.

Pedagang di Pasar Jungke, Suryani mengaku dijatah terakhir distributor migor subsidi pada Selasa (1/2/20222). Setelah itu belum lagi ada kejelasan kapan distribusi berlanjut.

Baca Juga: Konsep Pemasaran Agar Lekas Kaya Berdasar Anjuran Nabi Muhammad, Konsep ke Empat Mengejutkan

"Informasinya akan dicukupi subsidinya oleh pemerintah selama enam bulan. Tapi baru berjalan dua bulan, tetap saja susah mendapatkan barangnya dari distributor," katanya, Sabtu (5/2/2022).

Ia mengatakan terdapat beberapa distributor migor subsidi di pasar tradisional ini yang menyetor sejumlah merek.

"Terakhir kemarin dapat merek Sunco. Saya dapat jatah lima karton (per karton isi 12 bungkus ukuran 1 liter). Selanjutya belum dapat lagi. Udah order juga," katanya.

Migor subsidi dijualnya Rp 14 ribu per liter. Stok tersebut habis dalam waktu dua hari saja. Lantaran belum lagi memperoleh jatah subsidi, ia terpaksa kulak migor non subsidi. Per liter dijualnya Rp 20 ribu.

Baca Juga: Ada Hantu Gentayangan Wujud Jerangkong Suka Memetik Kelapa di Malam Buta

"Sebenarnya lebih suka jual migor harga standar. Jualnya gampang. Pembeli juga enggak sewot," katanya.

Kenaikan harga migor dibarengi kenaikan komoditas sembako lain. Suryani mengatakan, tepung terigu sedang mahal-mahalnya.

"Per sak (volume 25 Kg) menjadi Rp185 ribu. Naiknya bareng minyak goreng. Sampai sekarang belum turun-turun. Dulunya per sak enggak sampai Rp160 ribu," katanya.

Sri, pedagang kelontong Toko Bagus Pasar Jungke mengatakan migor subsidi yang didapatkannya dari distributor terbatas.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 9: Ayah Meninggal, Tak Tahu Bagaimana Harus Melanjutkan Kehidupan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X