Tradisi Unik di Sriharjo Imogiri, Warga Keliling Bersenandung Mbang Gadhungan

photo author
- Minggu, 5 Desember 2021 | 18:23 WIB
 Tradisi Mbang Gadhungan yang digelar di Gondosuli, Sriharjo, Imogiri, awal Desember 2021. (Foto: Pemkab Bantul)
Tradisi Mbang Gadhungan yang digelar di Gondosuli, Sriharjo, Imogiri, awal Desember 2021. (Foto: Pemkab Bantul)

BANTUL, harianmerapi.com - Jogja memang tidak ada habisnya soal tradisi dan budaya, termasuk sejumlah tradisi unik yang mungkin jarang ditemui di daerah lain. Seperti tradisi Mbang Gadhungan yang dilakukan masyarakat Dusun Gondosuli, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul.

Di dusun ini terdapat sebuah tradisi unik yang digelar hanya setahun sekali. Adalah Mbang Gadhungan, tradisi yang masih dilestarikan masyarakat setempat sejak nenek moyang.

Tradisi ini cukup unik, dimana ada sekelompok warga yang mengelilingi kampung menghampiri rumah warga pemilik hewan ternak dan lahan pertanian. Mereka berkeliling membawa tenggok (bakul) sembari bersenandung.

Baca Juga: Cerita Misteri Gerobak Sapi yang Dipercaya Sebagai Pembawa Rezeki

Mbang gadhung… mbang gadhung… sapine Pak Triman (nama warga) tambah landung…

Seperti itulah senandung yang dinyanyikan warga tersebut.

Saat dihampiri, sang pemilik rumah kemudian akan menyambutnya dengan doa dan perhononan kepada Tuhan. Setelah doa selesai dilantunkan, pemilik rumah akan memberikan sedekah makanan sebelum kelompok itu pindah ke rumah lainnya.

Baca Juga: Indahnya Ramadhan, Album Lagu Religi Kilau Band yang Diluncurkan untuk Menyambut Ramadhan 2022

Tradisi Mbang Gadhungan ini biasanya dilakukan pada sore hari hingga malam. Bahkan bisa selesai menjelang pagi tergantung banyak sedikitnya rumah yang dikunjungi.

Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah menjelaskan bahwa makna tradisi Mbang Gadhungan ini adalah ucapan syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil bumi melalui ternak dan pertanian warga.

Selain itu juga sebagai bentuk doa atas pertanian dan hewan ternak yang sedang digarap, serta sebagai perwujudan semangat berbagai kepada orang lain.

Baca Juga: Paksa Novia Widyasari Aborsi Dua Kali, Oknum Polisi Randy Bagus Terancam Dipecat

“Pemilik ternak dan pertanian memang tidak sebanyak dulu ya, tapi tradisi ini masih terus dilestarikan oleh warga kami Dusun Gondosuli,” sebutnya.

Menyoal waktu pelaksanaannya, Titik menyebutkan sesuai tradisi yang ada, dilaksanakan setiap malam Selasa Kliwon di Wuku Gumbreg dalam kalender Jawa.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada tradisi masyarakat setempat ternak yang biasa dipelihara adalah unggas, kambing , sapi, dan kerbau. Untuk sapi dan kerbau selain sebagai hewan ternak peliharaan, biasa digunakan oleh petani untuk membantu menggarap lahan pertanian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X