Gelar Tradisi Nyadran Sedandang, Warga Lereng Sindoro-Sumbing Berharap Pandemi Covid-19 Segera Berlalu

photo author
- Jumat, 5 November 2021 | 14:41 WIB
Warga Desa Tlahab Kecamatan Kledung mengelar tradisi nyadran Jumat (5/11/2021).  (Foto: Arif Zaini Arrosyid)
Warga Desa Tlahab Kecamatan Kledung mengelar tradisi nyadran Jumat (5/11/2021). (Foto: Arif Zaini Arrosyid)

TEMANGGUNG, harianmerapi.com - Tradisi nyadran mata air Sedandang digelar warga lereng Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Tlahab Kecamatan Kledung Temanggung, Jumat (5/11/2021).

Tradisi yang digelar sejak ratusan tahun lalu ini sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahkan air, untuk memohon keselamatan dan terhindar dari mara bahaya serta berharap Pandemi Covid-19 segera berlalu.

Bersamaan dengan digelarnya tradisi ini, masyarakat membersihkan lingkungan pemukiman dan di sekitar mata air.

Mereka juga menanam pohon untuk konservasi alam terutama pelestarian sumber mata air.

Baca Juga: Kegigihan Nyai Subang Larang 1: Kedatangan Syekh Quro ke Jawa untuk Berdakwah

Dipilihnya Jumat Kliwon di bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Jawa dalam pelaksanaan tradisi ini, sejak dahulu hari pelaksanan nyadran juga tidak pernah berubah, masyarakat juga tidak berani memilih hari untuk melaksanakan tradisi yang dianggap sakral ini.

Tokoh masyarakat Hanafi (46) mengatakan selamatan Sedandang sangat ditunggu warga. Warga antusias untuk mengikutinya.

Maka itu beberapa hari sebelum hari pelaksanaan warga telah bersiap-siap untuk menyambutnya.

"Warga menanam pohon membersihkan lingkungan tempat tinggal, makam dan lingkungan. Terutama untuk pelestarian alam," kata Hanafi.

Baca Juga: BI Sebut Cadangan Devisa Oktober 2021 Mencapai 145,5 Miliar Dolar

Dia mengatakan pada pelaksaan selamatan, warga membawa berbagai macam sesajian untuk dibawa ke lokasi sumber mata air seperti, tumpeng, ingkung ayam jantan, jajan pasar dan bebagai jajan pasar.

"Gelaran nyadran ini juga dibarengi dengan pementasan wayang kulit selama dua hari dua malam," kata dia.

Kepala Desa Tlahab Irwan mengatakan tradisi nyadran ini memang sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Tlahab, tidak bisa ditinggalkan dan wajib dilakukan di setiap tahunnya.

"Tradisi nyadran ini selalu digelar usai panen raya tembakau, dalam kondisi apapun, masyarakat tetap berupaya agar nyadran ini bisa tetap digelar," kata dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X