Baca Juga: Waspada Teror Geng Motor di Jalur Wisata
Dikatakan sadranan tidak terpengaruh oleh hasil panen raya tembakau, meskipun kondisi hasil budidaya tembakau tidak laku seperti tahun ini, masyarakat tetap mengelar nyadran, karena sudah menjadi tradisi.
"Dalam tradisi ini juga ada penanaman kearifan lokal seperti hormat pada orang tua, leluhur, konservasi lahan, cinta lingkungan dan lainnya," kata dia.
Dia mengatakan pada masa Pandemi Covid-19 ini prosesi nyadran hanya boleh diikuti oleh warga Desa Tlahab saja, masyarakat dari luar desa tidak diperkenankan mengikuti prosesi nyadran.
Langkah ini katanya, sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Desa Tlahab, aturan ini memang diterapkan secara ketat.
Baca Juga: Hati yang Selamat dari Siksa Akhirat Harus Bebas Penyakit Syahwat dan Syubhat
"Warga mendukung tiap usaha pemerintah untuk menghentikan pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi," kata dia.
Dia berharap, ke depan kondisi bisa semakin membaik, tidak hanya Pandemi Covid-19 yang hilang dari bumi ini, namun perekonomian juga semakin bagus, sehingga masyarakat bisa lebih sejahtera.
"Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan memohon kepada Allah, agar masyarakat diberi kesehatan, keselamatan, serta rejeki yang barokah," tutupnya. *