harianmerapi.com - Nyai Subang Larang merupakan salah satu potret perempuan Indonesia yang turut andil dalam perjuangan penyebaran agama Islam.
Nyai Subang Larang tidak hanya sukses dalam berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam tetapi ia juga sukses mendidik anak-anaknya menjadi pemuka agama.
Melalui mereka agama Islam berkembang pesat di wilayah Jawa bagaian barat. Adapun putra pertama adalah Walangsungsang yang kemudian lebih dikenal dengan nama Syarief Hidayatullah. Anak kedua kedua Nyai Rara Santang dan ketiga Raja Sangara atau biasa dikenal Kian Santang.
Baca Juga: Misteri Rumah Kuna yang Ternyata Dihuni Bangsa Lelembut
Dikisahkan pada tahun 1415 rombongan armada Cina yang dipimpin Laksamana Zheng He (Cheng Ho) bermukim di Muara Jati. Laksamana Zheng He (Cheng Ho) pada saat itu sudah menganut ajaran agama Islam.
Tak lama kemudian pada tahun 1418 seorang ulama Islam bernama Syekh Hasanuddin bin Yusuf Sidik yang kemudian dikenal dengan nama Syekh Quro datang menumpang perahu dagang dari Campa (Kamboja). Ketika berlabuh ia bertemu dengan Ki Gedeng Tapa.
Ki Gedeng Tapa merupakan Maha Prabu Niskala Wastukancana dari Dewi Mayangsari. Ia merupakan adik bungsu dari Prabu Dewa Niskala penguasa Kerajaan Galuh.
Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno
Sementara Kakaknya Ki Gedeng Sindangkasih merupakan penguasa Sindangkasih dan Surawijaya Sakti sang penguasa Singapura. Istrinya bernama Nyi Ratna Karancang Singapura ia merupakan anak Mangkubumi dari Kerajaan Singapura yang merupakan wilayah kadipaten dari Pajajaran.
Letak Kerajaan Singapura saat ini berada di Desa Mertasinga. Semua keluarga Ki Gedeng Tapa memiliki pengaruh yang besar.
Sepeninggal Ki Ageng Sindangkasih, Ki Ageng Tapa menggantikan kedudukkannya menjadi juru labuhan dengan gelar Ki Ageng Jumajan Jati. Wilayah kekuasaannya mencakup sepanjang pinggir laut Negeri Carbon yang disebut Carbonlarang. Wilayah tersebut berada di wilayah pesisir. Adapun wilayah Carbon yang ada di lereng Gunung Ciremai disebut Carbongirang.
Baca Juga: Misteri Rintihan Pilu dari Pohon Jambu
Tak disangka setelah lama menetap Syekh Quro kemudian bersahabat dengan Ki Gedeng Tapa hingga pada akhirnya memeluk agama Islam. Padahal semula Ki Gedeng Tapa berniat mengusir Syekh Quro. Ki Gedeng Tapa merupakan salah satu utusan Prabu Anggalarang dari Kerajaan Galuh. Sang Prabu tidak senang dengan kedatangan Syekh Quro apalagi niatnya untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Pajajaran.
Pada awalnya niat kedatangan Syekh Quro hijrah ke Jawa untuk berdakwah ke wilayah Jawa Timur. Tak disangka ketika singgah di pelabuhan Karawang kemudian meneruskan perjalanannya ke arah timur ia mendapatkan ketentraman hati. Siapa sangka ia juga menemukan belahan jiwanya.
Tak lama kemudian ia menikah dengan seorang gadis Karawang. Mereka pun akhirnya berjuang bersama menyebarkan ajaran agama Islam dengan membangun sebuah pesantren di Tanjung Puro Karawang. (Ditulis: Iis Suwartini UAD) *