harianmerapi.com – Hasil bukaan Cupu Kyai Panjala dibacakan oleh juru kunci yang dilakukan dilakukan di Girisekar, Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Tahun 2021 ini Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala dilakukan pada Selasa, 26 Oktober 2021 waktu dini hari.
Sebagian masyarakat meyakini bahwa hasil bukaan Cupu Kyai Panjala ini dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada Bangsa Indonesia selama satu tahun ke depan.
Hasil bukaan Cupu Kyai Panjala ini merupakan tanda baik gambar, bentuk, tulisan, atau angka yang terdapat dalam lembaran kain penutup Cupu Panjala.
Baca Juga: Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala 2021, Ini Pantangan yang Tidak Boleh Dilakukan
Cupu Kyai Panjala dibuka oleh tokoh masyarakat yang merupakan ahli waris Cupu Kyai Panjala sekaligus Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta di Girisekar, Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Cupu berjumlah tiga buah yang berukuran kecil, ketiganya bernama Semar Tinandu, Palang Pinantang, dan Kenti Wiri.
Dikutip dari channel Youtube Dinas Kebudayaan DIY, Wakil Ketua Desa Budaya Girisekar, Nana Warsana mengatakan bahwa awalnya tanda-tanda hasil bukaan Cupu Kyai Panjala ini digunakan untuk meramalkan kondisi pertanian setahun ke depan.
Bahkan sampai dengan saat ini, warga sekitar Kalurahan Girisekar juga masih meyakini hal tersebut. Berkembangnya waktu, tanda-tanda yang muncul dari kain penutup Cupu Kyai Panjala digunakan untuk memprediksi kondisi Bangsa Indonesia, baik politik, ekonomi, atau kesehatan.
Baca Juga: Madu Plus Sarangnya Bantu Atasi Kolesterol Jahat
Tidak hanya warga sekitar Panggang, Gunungkidul, Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala ini ditunggu dan diikuti oleh warga dari luar daerah.
Mereka yang datang biasanya membawa bahan makanan dan ayam untuk diolah menjadi sajian saat kenduri Upacara Bukaan Cupu Kyai Panjala.
Nana Warsana mengatakan mereka yang datang memmbawa bahan makanan itu adalah warga yang hendak syukuran karena hajat dan harapan mereka sudah terkabul.
Juru Kunci Cupu Panjala selalu berpesan masyarakat sebaiknya selalu berfikir positif, karena hasil bukaan Cupu Panjala ini sebatas pengingat.*