JOGJA, harianmerapi.com - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memutuskan untuk mengurangi durasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) guna mengantisipasi munculnya klaster Covid-19 di sekolah.
Setiap penyelenggaraan PTM kali ini dipangkas tidak lebih dari 2,5 jam setiap harinya.
Pengurangan durasi dilakukan untuk menghindari waktu istirahat sebab berpotensi memunculkan kelalaian siswa menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Siswa juga kan biasa berkerumun dan melepas masker saat makan. Ini bisa meningkatkan potensi penularan virus," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Baskara Aji, Rabu (10/11/2021).
Aji menegaskan pemangkasan PTM dilakukan di seluruh sekolah tanpa terkecuali. Dia berharap kebijakan dapat memutus rantai persebaran Covid-19 dan menghindari klaster sekolah.
Di sisi lain, Aji juga menegaskan agar satuan tugas (satgas) Covid-19 di sekolah tidak lengah dalam mendisiplinkan siswa mematuhi protokol kesehatan.
"Satgas seharusnya menegakkan protokol kesehatan di lingkungan sekolah karena kalau muncul penularan berarti ada kelengahan dari satgas sekolah yang melonggarkan kerumunan," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan tren penambahan kasus positif Covid-19 di Jogja karena kondisi pandemi sangat fluktuatif.
Baca Juga: PSS Pertahankan Dejan Antonic dan Tak Penuhi Tuntutan Sleman Fans, Ini Alasannya
Terlebih saat ini aktivitas masyarakat mulai dilonggarkan.
"Tapi nggak papa (fluktuatif), yang penting bisa kontrol. Dalam arti cepat penanganannya," ujar Sultan.
Sultan mengatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan Covid-19 di Jogja terus disiagakan sebagai upaya antisipasi apabila ada lonjakan kasus mulai dari ketersediaan tempat tidur maupun oksigen.
"Kita kan juga punya pabrik untuk menyediakan oksigen," imbuh Sultan. *