GUNUNGKIDUL, harianmerapi.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menghentikan program droping air bersih ke masyarakat, karena anggaran yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut sudah habis.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki Msi mengatakan, dari anggaran Rp 700.000.000 yang diplotingkan untuk droping air ini sudah direalisasikan untuk droping air bersihsebanyak 2.200 tangki dan sudah disalurkan ke wilayah-wilayah terdampak kekeringan.
“Saat ini tiap-tiap kapanewon secara mandiri masih melakukan droping air bersih dengan menggunakan anggaran yang ada,” katanya, Jumat 22 Oktober 2021.
Baca Juga: Objek Wisata Gunungkidul Diberlakukan Ganjil Genap untuk Ansipasi Ledakan Pengunjung
Pada pekan ini menjadi hari terakhir pemerintah melakukan droping air bersih sebelum akhirnya dihentikan dan untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat disuplai dari masing-masing kapanewon.
Terkait dengan meningkatnya luas wilayah krisis air sekarang ini, pihaknya terus melakukan pemantauan lapangan termasuk dengan melakukan perkembangan cuaca saat ini. Hal itu dilakukan untuk mengambil langkah lanjutan apakah droping air akan tetap dilanjutkan atau dihentikan dan masih akan menunggu perkembangan kondisi di lapangan.
“Skema untuk bisa mengakses anggaran dari Belanja Tidak Terduga pasti ada, tapi kita pantau dulu perkembangan cuaca saat ini, jika hujan yang dinantikan sudah turun dengan intensitas mencukupi tentu akan dihentikan,” imbuhnya.
Baca Juga: Link Streaming Persita Tangerang Vs Persikabo 1973, Kick Off Pukul 15.15
Ditambahkan Edy Basuki, jika nantinya droping air dilanjutkan dengan anggaran belanja tidak terduda, maka harus meningkatkan status kekeringan di Kabupaten Gunungkidul menjadi tanggap darurat sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain pemerintah yang melakukan droping air, ada pihak swasta yang juga memberikan bantuan. Berbagai antisipasi akan terus dilakukan agar masalah krisis air bersih yang melanda sejumlah kapanewon dapat teratasi.
Jika mengacu pada informasi cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dasarian ke 3 bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Tetapi curah hujan yang terjadi selama ini belum mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Panewu Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto mengatakan tahun ini pemerintah kapanewon menganggarkan Rp 54.000.000 untuk droping air bersih. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan 273 tangki air bersih.
Sampai dengan Oktober ini, realisasi droping air bersih sudah sebanyak 180 tangki ke sejumlah daerah terdampak kekeringan. Saat musim kemarau ada sekitar 20 - 30 persen Padukuhan di Kapanewon Tanjungsari mengalami kekeringan terutama di padukuhan yang berada di perbukitan.
Meski beberapa hari lalu hujan mulai turun, tetapi masih belum bisa mencukupi kebutuhan air masyarakat. Sehingga droping air bersih tetap dilakukan. “Curah hujan belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga,” terangnya. *