KULON PROGO, harianmerapi.com - Wakil Bupati (Wabup) Kulon Progo Fajar Gegana mencoba perjalanan menggunakan kereta api (KA) Bandara YIA, Selasa (14/9/2021). Wabup menikmati perjalanan dari Stasiun YIA ke Stasiun Tugu dan kembali lagi ke Stasiun YIA bersama Forkompinda setempat.
Usai mencoba naik KA Bandara YIA, Fajar pun menyampaikan kesannya. Ia memuji moda transportasi tersebut lantaran membuat waktu tempuh dari Bandara YIA ke Kota Yogyakarta menjadi lebih cepat, yakni hanya 40 menit.
"Ini bisa memangkas waktu perjalanan dengan transportasi lainnya. Biasanya sekitar 1,5 jam, bahkan lebih," kata Fajar Gegana.
Baca Juga: Anak Usia 12 Tahun Boleh Naik KRL dengan Syarat Berikut Ini
Ia mengaku sangat menikmati perjalanan KA Bandara dari Stasiun YIA ke Stasiun KA Tugu Yogyakarta. KA Bandara dinilainya mampu memberikan kemudahan akses transportasi bagi masyarakat karena lebih efektif dan efisien.
Fajar berharap, ketersedian fasilitas transportasi KA Bandara ini bisa menambah kunjungan penumpang dari YIA dan berdampak pada peningkatan kunjungan. Selain itu, operasional jalur KA Bandara juga berpotensi mengembangkan Kulon Progo dari berbagai sektor terutama pariwisata, serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati berharap KA Bandara menjadi moda transportasi yang memudahkan masyarakat terutama pengguna jasa penerbangan di YIA. Mereka bisa melanjutkan perjalanan menggunakan KA Bandara.
Baca Juga: KA Bandara YIA Masih Gratis Sampai 16 September Mendatang
"Hal ini akan membuka akses-akses yang lainnya juga menarik kunjungan wisatawan karena bisa mendapatkan moda transportasi secara mudah, murah dan terjamin keselamatannya," kata Akhid.
Sebagai informasi, KA Bandara YIA diresmikan secara terbatas oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Stasiun YIA, Jumat (27/8/2021).
Pembangunan moda transportasi ini merupakan bagian dari Proyrek Strategis Nasional yang telah dimulai sejak studi kelayakan pada 2015 dan selesai pada akhir 2021 dengan total anggaran senilai Rp 1,1 triliun.*
