YOGYA, harianmerapi.com - Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengaku terkejut melihat kerusakan lingkungan akibat penambangan di lereng Gunung Merapi. Kegiatan pertambangan tersebut tidak disertai dengan reklamasi.
Sebelumnya, Sultan mengamati lokasi penambangan pada Sabtu (11/9/2021) bersama GKR Hemas dan putri kedua, GKR Condrokirono dan cucunya RM Gusti Lantika Marrel Suryokusumo.
"Saya terkejut sebenarnya. Saya tidak membayangkan kalau kerusakan (akibat pertambangan) sedemikian parah. Biar pun itu digali 100 meter, tetap lava karena di Yogya lava semua," ujar Sultan, Senin (13/9/2021) di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Baca Juga: Sultan Ground Dekat Penambangan di Cangkringan dan Pakem Sleman Diportal
Sultan menilai kegiatan tersebut adalah bentuk keserakahan sebab para penambang tidak
melihat dampak terhadap lingkungan dan hanya mementingkan uang semata.
"Tetapi tanpa reklamasi dan sebagainya, kalau (menurut saya) itu yang dicari hanya duit
saja, keserakahan yang saya maksud. Karena kalau melihat ke sana luar biasa dalamnya.
Berapa meter itu bisa 50 sampai 80 meter, iku tambang apa, golek (mencari) pasir ning (tapi) semua rusak," jelas Sultan.
Penambagan tersebut sangat tidak pro lingkungan. Oleh sebab itu, Sultan menutup penutupan sebanyak 14 portal agar truk tidak dapat mengakses. Terlebih bagian yang ditambang merupakan Sultan Ground dan tidak berizin.
Baca Juga: Warga Protes Penambangan Pasir Kali Progo Pakai Mesin Sedot dan Truk Kelebihan Muatan
"Ini jelas bagi saya tidak pro lingkungan, yang ditambang tanah Sultan Ground (SG) juga. Saya enggak boleh dan memang izin itu tidak ada. Jadi saya tutup semua, 14 portal, titik," tegas Sultan.
Sultan berharap dengan begitu tidak akan ada lagi kendaraan bisa mengakses daerah yang
diportal apalagi sudah diberi tanda larangan.
"Yang menutup ESDM, sudah dilakukan kemarin. Jumlahnya yang SG ada tujuh titik. Saya
punya harapan dengan diportal itu kendaraan dan lain-lain tidak bisa masuk. Di situ sudah
ditulisi larangannya. Semoga tidak dilakukan," jelas Sultan.*