“Ketiga kapanewon ini memiliki risiko tinggi akibat intensitas keluar masuk hewan antara Gunungkidul dan Jawa Tengah cukup tinggi,” imbuhnya.
Baca Juga: KKN di Desa Penari (Nur Story) Bagian 23 : Akhirnya Widya Tahu, Siapa Mbah Dok!
Terkait dengan antisipasi penularan, pedagang ternak di 3 wilayah kapanewon itu diimbau untuk tidak membawa atau mendatangkan ternak terlebih dahulu dari luar Gunungkidul.
Pihaknya meminta pedagang tidak menambah stok hewan dari luar sekalipun harganya murah.
Pihaknya saat ini juga sudah koordinasi dengan semua petugas di DPKH, Puskeswan dan Laboratorium untuk bersiaga. Koordinasi diantaranya menyusun tim reaksi cepat yang akan bergerak di wilayah-wilayah Puskeswan.
Baca Juga: Antisipasi Penyakit Hepatitis Akut Misterius, Dinkes Boyolali Minta Masyarakat Waspada
"Pasar hewan besar dinas akan turun langsung, kemudian di pasar hewan skala kecil menjadi tanggung jawab Puskeswan," ucapnya.
Upaya antisipasi lain yang dilakukan berupa tindakan KIE, yakni Komunikasi, Informasi dan Edukasi berupa penjelasan kepada segenap lapisan masyarakat mengenai penularan PMK.
Tujuannya agar masyarakat tidak bingung, panik dan resah. Dari investigasi dan pendataan lapangan hingga saat ini ternak Gunungkidul belum ada kasus penularan PMK pada ternak.
Baca Juga: PMK Merebak, DPR Minta Pemerintah Beri Perhatian Khusus Peternak Rakyat
Terkait dengan PMK yang disebabkan oleh virus dengan tingkat penularan yang cepat atau morbiditasnya tinggi harus tetap diwaspadai dan dicegah agar tidak menular di Kabupaten Gunungkidul. *