"Kami harus tetap bersyukur. Pasti ada hikmah di balik pandemi ini," ujar Andy.
Baca Juga: Selter untuk Kebutuhan Isolasi Pasien Positif Covid 19 di Jogja Siap Digunakan
Andy memegang teguh prinsip konsisten. Untuk menjual brand, kuncinya hanya itu. Seberat apa pun kondisinya. Meski sempat tergoda menjajal usaha lainnya, Andy dan istri memutuskan tetap mengembangkan jurnal kulit.
Selama membuka usaha jurnal kulit tersebut, Andy dan istri sangat ketat dalam menerapkan manajemen anggaran. Dari setiap pendapatan yang diperolehnya, disisihkan untuk galeri. Kesempatan rehat tersebut justru dimanfaatkannya untuk memperbaiki galeri yang letaknya bersebelahan dengan sungai tersebut.
"Saya itu sempat bingung juga, lagi pandemi kok malah mbangun-mbangun. Kan butuh biaya. Tapi ternyata anggarannya memang ada karena kami sisihkan tiap bulannya untuk galeri. Ini bagian dari konsistensi saya membangun brand Kenandy," jelas Andy.
Berkat manajemen anggaran yang ketat tersebut, Andy juga tidak memberhentikan para karyawannya. Andy hanya meminta kesediaan karyawannya agar gajinya dipotong dari upah minimum Kabupaten Sleman, menjadi Rp 800 ribu perbulan. Upah tersebut, kata dia, setidaknya bisa diberikan selama tiga tahun jika buruk-buruknya pandemi berlangsung selama periode tersebut.
"Manajemen anggaran ini menyelamatkan produksi kami, meski gaji karyawan sementara harus dipotong," imbuhnya.
Meski omzetnya belum stabil seperti saat sebelum pandemi, namun Andy dan istri merasakan banyak hikmah dari pandemi. Di satu sisi, ia bisa mengevaluasi produknya dengan menjajal banyak inovasi, namun di sisi lainnya banyak kesempatan muncul tanpa diduga-duga.
Baca Juga: Goll...Aborasi Bisnis Online Bikin UKM Jogja Makin Semangat Jualan Online
Saat pandemi misalnya, ia justru mendapat pesanan dari tim sekretariat Presiden Joko Widodo agar dibuatkan jurnal kulit khusus. Selain untuk Presiden dan Wakil Peresiden, jurnal kulit tersebut juga akan dibagikan untuk para menteri dan jajaran kabinet.
"Waktu itu hanya dikasih waktu dua minggu. Bisa nggak ya, akhirnya bisa meski rumit sekali," imbuh Andy.
Selama pandemi pula, Andy juga pernah mendapatkan orderan dari Google, pejabat, pengusaha restoran, pribadi hingga proyek hantaran yang memiliki kerumitan dan kesulitan tersendiri. Tidak hanya jurnal buku, Andy juga membuat seperangkat alat tulis berupa tempat pensil, tempat laptop, kartu nama, gantungan kunci yang bisa dipesan secara paket.
Baca Juga: Series 'Turut Berduka Cita' Tayang di WeTV, Nia Dinata Sajikan Komedi Satire
Proses lama produksi sangat tergantung kerumitan yang dipesan pembeli. Semua bisa dipesan sesuai permintaan dengan dibubuhi nama, tulisan khusus atau logo.