GUNUNGKIDUL, harianmerapi.com - Kegiatan Sekolah Kebhinnekaan angkatan IV 2021 dengan semangat keberagaman sudah selesai dan penutupan dipusatkan di Vihara Jina Darma Sradha, Siraman, Wonosari, Gunungkidul.
Peserta sekolah Kebhinekaan merupakan utusan sejumlah organisasi keagamaan dan penghayat yakni Majelis Budhayana Indonesia (MBI), Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI), Badan Kerjasama Gereja Kristen, GP Anshor, Fatayat NU, Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Katolik Rayon Gunungkidul, Klasis Gereja Kristen Jawa (GKJ) didukung dari Kesbangpol DIY.
"Melalui Sekolah Kebhinnekaan ini kami mengajak generasi muda semakin kritis menyikapi nilai-nilai Kebhinnekaan dan berwawasan kebangsaan yang baik," kata Kepala Sekolah Kebhinnekaan Gunungkidul, Albertus Wahyu Widayat, Selasa 26 Oktober 2021.
Baca Juga: Nasib Petualang Cinta 7: Sang Play Boy Menikah dengan Terpaksa
Penyelenggaraan kegiatan Sekolah Kebhinnekaan Gunungkidul angkatan IV Tahun 2021 ini diikuti sebanyak 80 peserta dengan penuh semangat dan kegembiraan meskipun masih dalam suasana PPKM pandemi covid-19.
Kegiatan berlangsung tiga kali pertemuan tatap muka dan virtual berlangsung yakni Sabtu (16/10) dan Minggu (17/10) dan puncak penutupan Minggu (24/10) menjadi ajang mempertemukan generasi muda lintas agama dan kepercayaan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan semangat dan keberanian menghadapi berbagai perbedaan suku, ras, golongan, agama dan kepercayaan di ada di lingkungannya.
Baca Juga: Wamenkes Sebut Harga PCR Rp 300 Ribu Masuk Akal, Pemerintah Tengah Siap-siap Turunkan Tarif
Salah satu terpenting untuk ditanamkan pada generasi muda adalah pembiasakan diri, bergaul, dan berinteraksi dalam perbedaan atau eberagaman.
"Tidak cukup hanya menyadari bahwa kita berada di lingkungan Yang majemuk. Tetapi generasi muda harus mulai membiasakan diri srawung dalam segala perbedaan," imbuhnya.
Selama kegiatan digelar peserta mendapatkan materi dasar dari berbagai narasumber Kesbangpol DIY, Kesbangpol Gunungkidul, anggota DPRD DIY, tokoh agama dan aktivis lintas agama kepercayaan.
Adapun materi disampaikan diantaranya Pancasila dan konstitusi, kebhinnekaan dalam keistimewaan DIY, sharing pengalaman baik dalam keberagaman keistimewaan DIY, mengelola keberagaman dalam pendekatan nilai budaya, mengelola keberagaman dalam perbedaan identitas, Merawat keberagaman melalui pembelajaran media sosial. *