“Insya Allah masih bisa kami upayakan untuk selesai tepat waktu dengan melakukan berbagai langkah antisipasi, mengingat potensi hujan yang masih sangat tinggi di area Jogja dan adanya kemungkinan mengalami dampak dari fenomena El Nino,” ujar Setiawan.
Lebar jembatan direncanakan sekitar 24 m yang dibagi menjadi 4 lajur kendaraan dengan separator yang akan dihiasi dengan tanaman. Selain mengutamakan keamanan, Jembatan Pandansimo juga mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki berupa jalur pedestrian di sepanjang sisi kanan dan kiri jembatan, serta tersedia anjungan khusus bagi pejalan kaki untuk menikmati keindahan Sungai Progo. Kehadiran fasilitas ini menunjukkan perhatian lebih terhadap pejalan kaki, menjadikan jembatan ini bukan hanya sebagai sarana mobilitas, tetapi juga sebagai destinasi wisata.
Jembatan Pandansimo juga mengusung desain megah dengan ornamen budaya Jawa, sekaligus mengakomodir kenyamanan bagi pengguna jalan dan ruang terbuka pada pedestrian. "Desain jembatan ini dilengkapi dengan dua lajur pedestrian, tiga plaza di tengah jembatan, serta paving block khusus bagi penyandang disabilitas. Harapannya, desain jembatan ini bisa memberikan ruang terbuka bagi masyarakat untuk bersosialisasi," ujar Setiawan.
Jembatan Pandansimo ini merupakan salah satu penyambung rangkaian dari Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa. Kepingan terakhir JJLS ini akan menjadi penguat konektivitas yang menghubungkan DIY hingga Jawa Tengah.
“Semoga jembatan ini bisa meningkatkan perekonomian, terutama di sisi selatan DIY dan bisa lebih meningkatkan potensi-potensi pariwisata pantai di selatan Jogja,” tutup Setiawan. *