HARIAN MERAPI - Temuan goa di lokasi proyek pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul memiliki ornamen goa terbaik di wilayah itu.
Berdasarkan hasil penelitian UGM, goa tersebut termasuk goa tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif.
"Intinya dia lengkap ornamennya. Paling bagus itu di Gunungkidul," ujar Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Eko Haryono dilansir dari Antara di Yogyakarta, Senin (11/11).
Eko menjelaskan bahwa proses pembentukan goa freatik yang ditemukan pada 15 Oktober 2024 tersebut diperkirakan telah berlangsung selama seratus ribu tahun lebih.
Goa tersebut, lanjutnya, terbentuk di dekat muka air tanah. Aliran air dari permukaan kemudian membentuk rongga pada batuan secara terus-menerus dan diikuti dengan pembentukan stalagmit.
"Air tanah yang jauh di bawah kemudian terangkat dan stalagmitnya tumbuh," paparnya.
Baca Juga: Edarkan miras COD, Polsek Ngaglik Sleman grebek janda jadi pengedar
Sementara itu, untuk stalaktit pada goa tersebut terbentuk akibat tetesan dari larutan batuan kapur yang berada di atas goa .
"Batuan di atasnya mudah larut kemudian dia masuk goa , menetes, CO2-nya lepas terus terjadi 'presipitasi' jadi banyak ornamen goanya," katanya.
Dengan demikian, Eko menilai gua tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kendati harus diikuti dengan penelitian lebih lanjut terkait daya dukung goa.
Baca Juga: Kecelakaan maut di Tol Cipularang, Kemenhub diminta terus berbenah
"Itu potensial untuk wisata tetapi nanti perencanaan wisatanya yang seperti apa itu perlu dilihat daya dukungannya," terangnya.
Untuk menghindarkan dari ancaman kerusakan, Eko menyarankan stalaktit dan stalagmit goa dilengkapi dengan pelindung kaca dan hanya dibuka secara terbatas bagi wisatawan.
"Saat ini goa ditutup sementara. Nanti kalau ingin dijadikan objek wisata terbatas, bisa dibuka untuk dilakukan penelitian daya dukung gua," ujarnya.