HARIAN MERAPI - Kematian sapi secara mendadak di Kabupaten Gunungkidul kembali terjadi di Kalurahan Ngawu Kapanewon Playen.
Terkait kematian sapi secara mendadak tersebut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul masih mendalami laporan warga dengan melakukan uji laboratorium.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widiastuti, mengatakan untuk memastikan penyebab kematian sapi secara mendadak, pihaknya sudah mengambil sampel darah untuk diuji di laboratorium.
Baca Juga: Polri beli pesawat bekas seharga Rp995 miliar, dengan alasan kebutuhan mendesak
“Kami tidak bisa menduga-duga, diagnosa dan menunggu pemeriksaan sampel darah," katanya, Jumat (14/7/2023).
Sementara Kepala Disnak Kabupaten Gunungkidul Wibawanti membenarkan sapi milik warga Ngasemrejo, Ngawu, Playen mati mendadak.
Namun demikian pihaknya belum memastikan apakah terpapar anthraks atau sebab penyakit lain.
Hingga sekarang pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium guna memastikan penyebab kematian.
Baca Juga: Penggemar fotografi ponsel, cobalah lirik realme 11 Pro Series 5G. Ada sesuatu yang spesial lho
Pihaknya berharap kasus penyebaran anthraks bisa dikendalikan dan meminta masyarakat untuk tidak mengkonsumsi daging ternak yang mati secara mendadak.
"Langkah ini sebagai upaya mengurangi risiko penyebaran bakteri yang menjadi sumber penyakit," imbuhnya.
Upaya pencegahan meluasnya penyakit anthraks terus dilakukan. Selain memberikan sosialisasi ke masyarakat, juga dilakukan pemberian suntikan anti biotic dan vaksinasi kepada hewan ternak di seputaran temuan kasus.
“Untuk detailnya masih kami himpun. Tapi, upaya penyuntikan untuk pencegahan ke hewan ternak terus dilakukan,” ujarnya.