HARIAN MERAPI - Menyusul merebaknya antraks di Gunungkidul, Pemkab setempat kini memperketat lalu lintas ternak guna mencegah penyebaran penyakit mematikan tersebut.
Meski begitu, hingga saat ini Pemkab setempat belum ada rencana untuk menutup pasar hewan di wilayah ini.
Sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul Kelik Yuniantoro di Gunungkidul, Kamis, sampai saat ini, Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Perdagangan belum ada rencana menutup pasar hewan sebagai tindak lanjut temuan antraks di Padukuhan Jati Kalurahan (Desa) Candirejo Kapanewon (Kecamatan) Semanu.
"Penyebaran penyakit antraks di Paduhan Jati, Candirejo, tidak mempengaruhi aktivitas jual beli di pasar hewan di Gunungkidul. Sampai saat ini, pasar hewan tetap buka seperti biasa," kata Kelik.
Ia mengatakan, pihaknya belum mendapat perintah untuk melakukan penutupan pasar hewan. Salah satu pasar hewan yang masih tetap buka adalah Pasar Hewan Munggi. Lokasi pasar tersebut terletak dalam satu kapanewon, yakni Kapanewon Semanu.
“Masih tetap buka karena tidak ada instruksi untuk ditutup. Ini termasuk Pasar Munggi yang lokasinya masih satu kapanewon dengan lokasi penemuan antraks di Semanu, tetap buka,” katanya.
Baca Juga: Tarif Tiket LRT Jabodebek Rute Terjauh Sekitar Rp 25 Ribu
Meski demikian, Kelik mengakui ada pengetatan laju keluar masuk hewan ternak di pasar. Upaya dilakukan dengan memeriksa kondisi kesehatan hewan ternak.
“Teknisnya oleh petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan di setiap pasar ada yang memeriksa,” katanya.
Disinggung mengenai aktivitas jual beli, ia mengakui ada penurunan. Meski demikian, Kelik belum bisa memastikan fenomena ini karena terdampak antraks.
Penurunan jual beli sudah menjadi hal yang biasa setelah perayaan Idul Adha.
Baca Juga: Geledah Kantor Dispertaru, Ini Daftar Barang Bukti yang Disita Penyidik Kejati DIY
"Setiap tahun setelah Hari Raya Kurban penjualan akan menurun. Kebetulan sekarang ada penyebaran antraks, jadi belum bisa dipastikan apa penyebab penurunan saat ini,” katanya.