Gara-gara antraks di Gunungkidul, Pemkot Tangerang tutup lintas ternak dari daerah tersebut, ini alasannya

photo author
- Jumat, 7 Juli 2023 | 11:30 WIB
Kepala Bidang Pertanian DKP Kota Tangerang, drh. Ibnu Ariefyanto (kanan) memeriksa kesehatan hewan di peternak dalam antisipasi adanya kasus antraks di gunung kidul. ( ANTARA/Irfan)
Kepala Bidang Pertanian DKP Kota Tangerang, drh. Ibnu Ariefyanto (kanan) memeriksa kesehatan hewan di peternak dalam antisipasi adanya kasus antraks di gunung kidul. ( ANTARA/Irfan)



HARIAN MERAPI - Kasus antraks yang terjadi di Gunungkidul ternyata berimbas luas hingga ke luar daerah.


Gara-gara serangan antrax di Gunungkidul, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) memperketat masuknya pengiriman hewan ternak dari daerah itu.


Yakni meliputi sapi, kambing, dan domba lantaran Gunungkidul sedang ada kasus antraks.

Baca Juga: Awas hahaya Anthrax, jangan makan daging sapi mati yang disembelih, ini kasusnya

"Dengan adanya kasus di Gunung Kidul, kami menutup pengiriman hewan dari daerah Gunung Kidul agar tidak menyebar hingga Kota Tangerang," kata Kepala Bidang Pertanian DKP Kota Tangerang, drh. Ibnu Ariefyanto, di Tangerang Jumat.

Beberapa waktu lalu di wilayah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terdapat kasus antraks dan menjangkit 87 warga, satu diantaranya meninggal dunia.

Ibnu Ariefyanto mengatakan hingga kini kasus antraks di Kota Tangerang tidak ditemukan, apalagi kota itu bukan bukan wilayah yang memiliki banyak peternak. Namun, pembatasan hewan yang masuk harus dilakukan guna mengantisipasi penyebaran antraks ke kota tersebut.

Baca Juga: 11 Tahun Bela Chelsea, Cesar Azpilicueta Resmi Tinggalkan The Blues

"Di Kota Tangerang sendiri kasus antraks nol dan belum pernah ditemukan. Saat idul Adha lalu, kebanyakan hewan kurban yang ada di Kota Tangerang didatangkan dari Bima dan Alhamdulillah bebas dari antraks. Saat ini di Kota Tangerang sendiri ada sekitar 40 peternak," ujarnya.

Ia melanjutkan virus antraks bersifat zoonosis atau dapat menular kepada manusia. Penularan dapat melalui kulit, pernapasan, hingga organ pencernaan, apabila mengonsumsi daging dari hewan yang positif antraks.

Hewan yang terpapar antraks, lanjutnya, tidak boleh dikonsumsi. Solusinya, hewan yang terpapar antraks harus langsung dimusnahkan dengan cara dikubur sedalam dua meter dan dibakar.

"Tidak boleh ada proses penyembelihan karena darah hewan yang terpapar antraks itu sangat kuat dan dapat bertahan 50 hingga 75 tahun," katanya.

Baca Juga: Pagar dan Sarpras Pedestrian Diperbaiki, Dishub Yogyakarta Tegaskan Larangan Parkir di Jalan Sarkem

Diharapkan masyarakat untuk tidak panik karena daging sapi yang dijual di Kota Tangerang rata-rata adalah sapi impor dan bukan dari wilayah yang terjangkit antraks.

Bagi para peternak, apabila menemukan hewan ternak mereka yang mati mendadak dan mengeluarkan darah dari mata, hidung, mulut, dan anus, dapat segera menghubungi DKP Kota Tangerang untuk melakukan pengecekan lab dan bantuan untuk pemusnahan hewan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X