GUNUNGKIDUL, harianmerapi.com - Munculnya virus antraks di Kapanewon Ponjong dan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul berdampak pada jual beli hewan ternak.
Virus antraks yang menyebar di Gunungkidul menyebabkan belasan ekor sapi dan kambing mati beberapa waktu lalu.
Dampak buruk dari virus antraks tersebut membuat jual beli hewan ternak di Pasar Hewan Siyonoharjo, Selasa (22/2/2022) menurun.
Selain volume penjualan menurun, harga ternak jenis sapi dan kambing harganya juga turun.
Banyak pedagang sapi yang terpaksa membawa pulang dagangannya lantaran harganya turun.
"Penurunan harga mencapai antara 15-20 persen dibanding sebelum ada virus antraks," kata Mardikun (57) pedagang sapi di Pasar hewan Siyonoharjo Selasa (22/2/2022).
Baca Juga: 23 Warga Gunungkidul Alami Gejala Diduga Antraks Usai Belasan Ekor Ternak Mati Terinfeksi
Diakuinya bahwa dengan adanya kasus antraks di Gunungkidul menyebabkan kondisi pasar dan jual beli ternak terutama sapi dan kambing menurun.
Bahkan jumlah transaksi juga tidak seperti kondisi normal sebelum ada virus antraks.
Volume penjualan ternak di Pasar Hewan Siyono, Playen maupun Munggi, Semanu ada penurunan lebih 30 persen dan kondisi terburuk terjadi pada Selasa (22/2/2022).
Baca Juga: Puting Beliung Terjang Semanu Gunungkidul, Ratusan Rumah Rusak Beberapa di Antaranya Roboh
Sementara untuk tingkat penurunan harga juga terjadi sejak tiga pekan terakhir.
Untuk harga sapi untuk sapi indukan varian lokal saat ini di bawah Rp14 juta, sedangkan indukan varietas Simental, limosin mengalami penurunan harga antara Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.