23 Warga Gunungkidul Alami Gejala Diduga Antraks Usai Belasan Ekor Ternak Mati Terinfeksi

photo author
- Selasa, 1 Februari 2022 | 13:14 WIB
Ilustrasi sapi. Sejumlah ternak termasuk sapi di Gunungkidul terjangkit antraks. (Ilustrasi Pramono Estu)
Ilustrasi sapi. Sejumlah ternak termasuk sapi di Gunungkidul terjangkit antraks. (Ilustrasi Pramono Estu)

GUNUNGKIDUL,harianmerapi.com-Jumlah warga Kabupaten Gunungkidul yang terjangkit penyakit diduga antraks terus bertambah. Setelah 10 orang dilaporkan mengalami gejala di Kapanewon Gedangsari, kini terjadi lagi di Kapanewon Ponjong dengan jumlah warga yang terjangkit sebanyak 13 orang.

Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta, drh Hendra Wibawa menyatakan bahwa sejauh ini pihaknya mendapati 15 ternak mati yang terkonfirmasi Antraks.
"Terdiri dari 11 ekor sapi dan 4 ekor kambing, tersebar di Ponjong dan Gedangsari," katanya Selasa (1/2/2022).

Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat juga sudah melaporkan puluhan warga diduga terkena gejala dari bakteri ini. Hal tersebut juga dibenarkan Kepala Dinkes Gunungkidul dr Dewi Irawaty M Kes yang menyatakan terdapat 23 warga yang dilaporkan mengalami gejala mirip Antraks.

Baca Juga: Pengalaman Mistis Naik Pesawat: Sosok Menakutkan Berambut Panjang Mengintip dari Balik Kursi Penumpang

Gejala yang paling terlihat dari 23 warga ini adalah mengalami luka pada kulit seperti melepuh dan gejala seperti ini lazim ditemukan pada orang yang terpapar Antraks.

Namun, Dewi menegaskan bahwa 23 warga ini belum dinyatakan positif Antraks. Sebab pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memperoleh kepastian. "Sampel darah kami kirimkan ke Balitvet (Balai Besar Penelitian Veteriner) Bogor, Jawa Barat," imbuhnya.

Terkait dengan hal tersebut pihaknya juga melakukan monitoring di lokasi terduga tempat penyebaran Antraks. Prosesnya dilakukan selama 60 hari oleh puskesmas untuk memastikan potensi penyebaran bisa dihentikan.

Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19, Sebuah SMA di Sukoharjo Lock Down, Danramil: Kasusnya Sangat Banyak

Sedangkan untuk warga yang bergejala, semuanya kini ditangani di kediamannya masing-masing. Hanya satu yang dirujuk ke RSUD Wonosari untuk penanganan intensif. "Penyakit ini, dampaknya sistemik, tak hanya pada kulit," jelas Dewi.

Kepala Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta drh Hendra Wibawa menyatakan pihaknya akan memberikan rekomendasi agar penyebaran Antraks bisa dikendalikan. Antara lain dengan menutup arus keluar-masuk ternak, melakukan pengobatan di zona terinfeksi, serta vaksinasi pada ternak."Kemungkinan bisa terkendali dalam w

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Herbangun Pangarso Aji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X