Empat Kabupaten di DIY Siaga Bencana Kekeringan

photo author
- Kamis, 22 Juni 2023 | 07:00 WIB
Ilustrasi - Krisis air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim kemarau. Pemerintah berusaha mencari sumber air baku dari sungai-sungai bawah tanah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air saat musim kering.  (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Ilustrasi - Krisis air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim kemarau. Pemerintah berusaha mencari sumber air baku dari sungai-sungai bawah tanah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air saat musim kering. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

 

HARIAN MERAPI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sejumlah wilayah yang tersebar pada empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada dalam kondisi siaga bencana kekeringan meteorologis.

"Masyarakat kami imbau menyiapkan diri terhadap dampak terjadinya potensi iklim yang lebih kering, menjaga kesehatan tubuh, karena suhu udara dengan cepat berfluktuasi," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas dilansir dari Antara di Yogyakarta, Selasa (20/6/2023).

Reni menyebutkan sejumlah wilayah berstatus siaga bencana kekeringan yakni Kecamatan Prambanan, Berbah, Depok, Kalasan, Ngemplak, Gamping, Seyegan, Minggir di Kabupaten Sleman, Kecamatan Sentolo, Pengasih, Wates, Kokap Kabupaten Kulon Progo.

Baca Juga: Kemarau mulai akibatkan kekeringan, petani cabai di Mlati Sleman gunakan pompa air, biaya produksi membengkak

Berikutnya, Kecamatan Imogiri, Dlingo, Piyungan, Banguntapan, Sewon, Bantul, Pandak, Kasihan, Sedayu Kabupaten Bantul, serta Kecamatan Ponjong, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Wonosari, Paliyan, Playen, dan Patuk Gunungkidul.

"Wilayah yang berstatus siaga tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian," ujarnya.

Selain itu BMKG juga mencatat sejumlah wilayah berstatus waspada kekeringan meliputi Kecamatan Galur dan Lendah (Kulon Progo), Pundong, Kretek, Bambanglipuro (Bantul), dan Purwosari (Gunungkidul).

Baca Juga: Indonesia alami suhu panas beberapa hari terakhir, BMKG: Dinamika atmosfer salah satu penyebabnya

Sejumlah wilayah berstatus waspada kekeringan telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian

Reni mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis tersebut.

Ia juga meminta masyarakat dapat menyesuaikan pola tanam untuk pertanian. "Petani untuk menyesuaikan pola tanam dan jenis tanaman yang cocok ditanam pada kondisi iklim yang lebih kering," kata Reni.

Baca Juga: Benarkah Sesar Mataram berada di Kabupaten Sleman? Begini penjelasan BPBD DIY

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto meminta masyarakat di provinsi ini bijak memanfaatkan air bersih menghadapi bencana kekeringan selama musim kemarau. Menurut Lilik, potensi bencana kekeringan di DIY pada tahun ini perlu diantisipasi mengingat musim kemarau yang diperkirakan tidak lagi bersifat basah seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ia mengatakan upaya mitigasi telah dibahas dalam rapat koordinasi bersama BPBD kabupaten/kota se-DIY, Dinas PUP-PESDM DIY, serta Dinas Sosial DIY.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X