HARIAN MERAPI - Petambak udang vaname di Kabupaten Purworejo mulai menggunakan listrik PLN untuk mendukung operasional budidaya.
Sejumlah petambak ydang vaname di Purworejo akhirnya beralih menggunakan listrik PLN karena dinilai bisa menghemat biaya operasional.
Sebelum menggunakan listrik PLN, kebanyakan petambak udang vaname di Purworejo menggunakan BBM solar dan pertalite untuk mendukung operasional budidaya.
Baca Juga: PLN takkan naikkan tarif listrik triwulan pertama 2023, untuk menjaga daya beli masyarakat
Para petambak udang itu memanfaatkan program Electrifying Agriculture dengan tarif bisnis yang ditawarkan PLN.
Petambak yang memanfaatkan program itu adalah Qevin asal Desa Patutrejo Kecamatan Grabag dengan daya 16,6 KVA.
Kemudian ada Bahdi petambak Desa Kertojayan Kecamatan Grabag dengan tarif bisnis berdaya 6,6 KVA.
Bahdi mengatakan, biaya operasional tambak bisa ditekan secara signifikan setelah menggunakan listrik.
"Setelah menggunakan listrik, biaya operasional bisa ditekan hingga 50 persen," tuturnya, Jumat 12 Mei 2023.
Baca Juga: Pelanggan PLN di Temanggung capai 229 ribu, ini jumlah tagihan per bulannya
Sebelum menggunakan listrik, Bahdi memakai solar untuk menggerakkan kincir air dan pompa.
Kincir air merupakan alat vital yang harus dioperasikan sepanjang hari untuk mendukung kehidupan udang vaname.
Setiap satu kincir air membutuhkan sedikitnya belasan liter solar perhari.
"Padahal kincir harus dihidupkan terus-menerus, kalau tidak udang terancam mati," ujarnya.