HARIAN MERAPI - Balita stunting di wilayah Kecamatan Polokarto khususnya di Desa Mranggen menunjukan perkembangan membaik setelah mendapat perhatian penuh berupa penambahan gizi.
Diharapkan dalam dua bulan ke depan semua kasus stunting penangananya dapat teratasi 100 persen. Sedangkan sebagai bentuk pencegahan juga dilakukan dengan pemantauan melalui Posyandu dan pemeriksaan ibu hamil dan menyusui oleh Puskesmas.
Kepala Puskesmas Polokarto Novia Dwi Ernawati, Senin (27/3) mengatakan, data secara keseluruhan di wilayah Kecamatan Polokarto ada sekitar 456 kasus stunting tersebar disejumlah desa. Jumlah kasus stunting paling tinggi berada di Desa Mranggen sebanyak 100 balita.
Baca Juga: Waspadai penyakit TBC di Gunungkidul, 15 orang meninggal, begini imbauan Dinkes
Sebanyak 100 balita stunting di Desa Mranggen rata-rata kondisi badannya tidak ideal sebagaimana dalam keadaan sehat. Penanganan dilakukan bersama dengan melibatkan Pemkab Sukoharjo melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) khususnya Puskesmas, Polres dan Kodim 0726 Sukoharjo. Gerak cepat petugas gabungan memberikan tambahan nutrisi dan gizi baik kepada balita stunting dan ibu hamil dan menyusui.
Khusus untuk 100 balita stunting di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto terhitung sejak 5 Maret sudah mendapat tambahan nutrisi bantuan dari Kodim 0726 Sukoharjo dan PT Dua Naga. Hasilnya sampai 15 hari pemberian nutrisi diketahui kondisi 59 balita mengalami kenaikan berat badan. Sedangkan enam balita berat badan turun dan 35 balita berat badan stabil atau tetap.
Sebanyak 59 balita stunting yang berat badanya mengalami kenaikan membuat lega Puskemas Polokarto. Sebab kondisi balita tersebut perlahan membaik dan diharapkan segera tidak lagi masuk kategori stunting. Sedangkan untuk enam balita yang berat badan turun karena beberapa faktor salah satunya sakit sehingga tidak mau makan serta faktor kondisi lingkungan.
Baca Juga: Perang sarung merebak saat Ramadan, berharap polisi segera bertindak
Novia menambahakan, untuk 35 balita yang berat badan tetap atau stabil nantinya akan lebih ditingkatkan lagi pemberian nutrisi. Selain itu juga akan dilakukan tambahan gizi melalui pemberian makanan tambahan.
"Pemberian nutrisi tambahan ini dilakukan dalam waktu dua bulan. Terus kami pantau dan diharapkan semua kasus stunting tertangani dan tidak ada lagi stunting baik di Desa Mranggen mauapun se-Kecamatan Polokarto," ujarnya.
Novia menjelaskan, kondisi balita stunting di Kecamatan Polokarto rata-rata dalam kondisi fisik normal. Tapi karena berat badan rendah dibandingkan tinggi badan sehingga masuk kategori stunting.
"Kerja keras penanganan stunting sudah dilakukan bersama petugas terkait. Termasuk Posyandu memiliki peran penting dengan memberikan makanan tambahan bergizi pada anak dan ibu hamil dan menyusui," lanjutnya.
Baca Juga: Keluarga Ungkap Penyebab Kematian Bripka Arfan Penuh Kejanggalan, Polda Sumut Kembali Periksa TKP
Puskesmas Polokarto juga menjalankan program pencegahan stunting dengan pemantauan dan pemeriksaan balita dan ibu hamil dan menyusui. Selain itu juga membantu peningkatan gizi.
"Kedala di lapangan banyak ditemukan anak atau balita ini sering susah makan karena pilih-pilih makanan. Mereka maunya makanan instan berupa jajanan. Inilah peran kami di Puskesmas dan Posyandu membantu memberikan edukasi pada ibu dan anak tersebut untuk tetap mendapat suplai makanan bergizi seperti sayuran dan buah," lanjutnya.
Artikel Terkait
Bupati Etik Suryani tebar benih ikan, Pemkab Sukoharjo dorong peningkatan gizi cegah stunting
Tekan Stunting, Pemkab Karanganyar Libatkan Kader Posyandu Remaja
Kasus stunting dan ibu hamil risiko tinggi di Tingkir Lor Salatiga, ini jumlah dan datanya
Kecamatan Polokarto Sukoharjo Kebut Program Penanganan Stunting, Ini Sumber Anggarannya
Penanganan dinilai berhasil, Danpusterad apresiasi Demplot Stunting Kodim 0726 Sukoharjo