Waspadai penyakit TBC di Gunungkidul, 15 orang meninggal, begini imbauan Dinkes

- Senin, 27 Maret 2023 | 10:30 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty.  (ANTARA/Sutarmi)
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. (ANTARA/Sutarmi)



HARIAN MERAPI - Waspadai penyakit TBC, begitu peringatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul kepada masyarakat.


Pesan ini disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, karena penyakit TBC menjadi ancaman serius di wilayah tersebut.


Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Senin, mengatakan berdasarkan data di internal Dinas Kesehatan Gunungkidul, pada 2022 tercatat 311 orang terkonfirmasi TBC, 15 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Perang sarung merebak saat Ramadan, berharap polisi segera bertindak

"Untuk itu, kami minta masyarakat mewaspadai penyakit ini," kata Dewi Irawaty.

Menurut dia, kasus TBC masih menjadi ancaman di masyarakat. Meski penyakit ini bisa diobati, namun masih ada warga yang meninggal dunia karena penyakit ini.

Penderita TBC ringan harus rutin minum obat selama enam bulan agar bisa sembuh. Meski demikian, lanjut Dewi, ada pasien yang tidak disiplin sehingga penyakit yang diderita justru semakin parah.

"Kasus kematian muncul tidak hanya karena penderita memiliki riwayat penyakit lain. Namun, juga berkaitan dengan kedisiplinan minum obat untuk penyembuhan," katanya.

Baca Juga: Fakta-fakta ledakan bahan petasan di Junjungan Magelang, sangat mengerikan, ini kondisinya

Dewi mengatakan kunci kesembuhan penyakit TBC adalah disiplin dalam minum obat selama enam bulan. Kalau semakin kronis, maka penyembuhan lebih lama karena bisa bakteri bisa makin kebal dan butuh waktu sembilan bulan hingga dua tahun.

Faktor lain yang menyebabkan penderita meninggal dunia karena penyakit TBC gejalanya tidak langsung kelihatan karena hanya berupa batuk berdahak. Hal inilah yang membuat masyarakat enggan memeriksakan diri, meski sudah mengalami batuk yang tak kunjung sembuh.

“Setelah diperiksa ternyata sudah parah sehingga mempersulit penyembuhan. Jadi, harapannya saat timbul gejala bisa memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat,” katanya.

Terkait ketersediaan obat-obatan, Dewi mengakui tidak masalah terkait dengan stok obat. Selain itu, alat diagnosa TBC juga banyak tersedia sehingga dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

Baca Juga: Marquez Kena Penalti Gara-gara Crash dengan Oliveira

“Tidak perlu malu karena TBC bisa diobati. Untuk penyembuhan semua juga diberikan secara gratis,” katanya.

Halaman:

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X