Hasil Inovasi Biosaka, Petani Padi Imogiri Bantul Hasilkan 10,42 Ton Per Hektare Gabah Kering

photo author
- Senin, 13 Maret 2023 | 10:45 WIB
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI, Dr Ir Suwandi MSi (2 dari kanan) didampingi Bupati H Abdul Halim Muslih saat melakukan panen padi dengan inovasi biosaka. (Foto-Yusron Mustaqim)
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI, Dr Ir Suwandi MSi (2 dari kanan) didampingi Bupati H Abdul Halim Muslih saat melakukan panen padi dengan inovasi biosaka. (Foto-Yusron Mustaqim)

HARIAN MERAPI - Petani padi di wilayah Kapanewon Imogiri Bantul berhasil menghasilkan panen sebesar 10,42 ton per hektare gabah.

Hasil tersebut dihasilkan dari inovasi pertanian biosaka yang mulai dikembangkan petani.

"Di Kabupaten Bantul dalam pengaplikasian pertanian padi biosaka seluas 400 hektare dimana seluas 251 hektare di Kapanewon Imogiri mulai panen pada hari ini. Sebelumnya telah dilakukan ubinan dengan hasil sangat bagus mencapainya 10,42 ton per hektare," ujar Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih di sela-sela panen raya di bulak sawah Kebonagung Imogiri Bantul, Minggu (12/3/2023).

Baca Juga: Pertama kali, pembuatan Biosaka terbanyak lebih dari 1000 peserta: Bantul raih rekor MURI

Dengan keberhasilan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mendukung penuh pertanian dengan sistem biosaka.

Hal ini sebagai upaya dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Untuk itu pihak mendukung langkah pertanian dengan inovasi sederhana dengan hasil maksimal.

Pertanian dengan inovasi biosaka tersebut sebagai salah satu cara bertani secara efektif dan efisien.

Baca Juga: Bawaslu Bantul temukan pelanggaran, diduga adanya joki Pantarlih saat Coklit berlangsung: Kok bisa?

Karena dengan biosaka tersebut para petani tidak lagi memanfaatkan pupuk kimia namun diganti dengan cairan yang dibuat dengan dedaunan dengan cara diremas-remas sampai menghasilkan cairan nutrisi.

Cairan yang dihasilkan berupa biosaka dimanfaatkan dengan cara disemprot ke tanaman setiap 10 hari sekali sampai panen.

Hal ini terbukti mendukung pertanian organik, menghemat pupuk kimia dan jelas ramah lingkungan.

Baca Juga: Hapus Stigma Negatif Sarkem Lewat Festival Pasar Kembang 2023

Sementara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI, Dr Ir Suwandi MSi menjelaskan, biosaka tersebut bukan pestisida ataupun pupuk.

Namun biosaka sebagai elisator yang disemprotkan ke tanaman yang akan memberikan signal memperbaiki ekosistem maupun tanaman itu sendiri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X