HARIAN MERAPI – Pawiyatan Konservasi Koleksi Keraton Yogyakarta digelar sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan staf museum dalam merawat warisan budaya.
Kegiatan ini menegaskan pentingnya konservasi sebagai bagian integral dari pengelolaan museum agar koleksi budaya tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Pengawas kegiatan Pawiyatan Konservasi, Nyi R. Ry Noorsundari, mengatakan pelatihan ini tidak hanya ditujukan bagi internal Keraton, tetapi juga untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang upaya pelestarian koleksi museum.
Baca Juga: PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang
“Salah satu tujuannya agar masyarakat juga memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melestarikan warisan budaya, terutama yang ada di museum. Berbagai koleksi yang tersimpan di dalamnya, mulai dari artefak arkeologi hingga karya seni, memerlukan penanganan khusus,” ujar Noorsundari yang akrab disapa Ami, Sabtu (13/12/2025).
Menurut Ami, pelestarian koleksi museum di Indonesia menghadapi tantangan yang cukup kompleks, mulai dari kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan ekstrem, paparan cahaya, hingga risiko kerusakan akibat serangga dan penanganan yang kurang tepat.
“Konservasi di negara beriklim tropis jauh lebih menantang dibanding negara empat musim. Kelembapan tinggi membutuhkan perhatian ekstra. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia yang ahli di bidang konservasi serta anggaran yang tidak kecil juga menjadi tantangan,” jelasnya.
Ia menegaskan, kegiatan pawiyatan ini dirancang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga dilengkapi dengan praktik langsung. Hal tersebut penting agar staf museum mampu melakukan konservasi preventif maupun kuratif secara mandiri.
“Dengan staf yang terlatih, risiko kerusakan koleksi bisa diidentifikasi lebih dini dan penanganannya dapat dilakukan sesuai standar konservasi modern,” imbuhnya.
Pawiyatan Konservasi Koleksi Keraton Yogyakarta dilaksanakan melalui seminar pada Sabtu (13/12) di Artotel Suites Bianti Yogyakarta dan dilanjutkan dengan workshop pada Minggu (14/12) di Kagungan Dalem Wahanarata, Museum Kereta Keraton Yogyakarta.
Peserta kegiatan meliputi konservator museum se-DIY, perguruan tinggi, balai pelestarian kebudayaan, praktisi konservasi, serta masyarakat umum.
“Kami berharap pelatihan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat kapasitas konservasi museum-museum di Yogyakarta, sehingga warisan budaya tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” tandas Ami.