HARIAN MERAPI - Ternyata alun-alun (Simpang Lima) Pati punya fungsi baru. Yakni menjadi tempat wisata politik.
Hal itu terbukti, sejak awal Agustus ini, di pojok barat Kantor Bupati Pati dijadikan sebagai tempat penggalangan donasi aksi demo.
Para pengguna jalan yang melintas kawasan alun-alun Pati, dipastikan mengetahui dan melihat kegiatan yang berlangsung di pos penggalangan.
Sebagaimana diketahui, rencana aksi demo menentang kenaikan pajak (PBB-P2), akan digelar pada 13 Agustus mendatang. Sejumlah penggiat, menggalang donasi, mulai tanggal 1 Agustus kemarin.
Baca Juga: Konsumen komplain harga Binguo EV turun Rp 180 juta dalam 7 bulan, begini tanggapan Wuling
Sebuah mobil dipasangi spanduk, dengan tulisan "masyarakat yang ingin memberikan donasi untuk persiapan aksi demo 13 Agustus nanti, bisa berupa minyak goreng, snack, beras, mi instan, rokok, tomat busuk hingga telur busuk. Yang penting bukan donasi uang tunai".
Ahmad Husaini mengungkapkan penggalangan donasi 24 jam dilakukan mulai tanggal 1 sampai 12 Agustus mendatang.
"Donasi merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya penggembosan terkait rencana aksi demo 13 Agustus mendatang," ujarnya, Minggu (3/8/2025).
Pemuda asal Pucakwangi ini memastikab, jika aksi demo 13 Agustus mendatang, memastikan kegiatannya tidak ditunggangi oleh partai politik.
Baca Juga: Semua anak Indonesia adalah bintang, Abdul Mu'ti: Mereka punya potensi yang luar biasa
"Kemungkinan, demo akan diikuti 70 ribu orang, dari berbagai kelompok mayarakat," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada petugas SatpolPP Pati yang berani menghentikan kegiatan penggalangan donasi tersebut.
Sementara itu, koordinator presidium LSM Dewan Kota, drs Pramudya menilai, rencana unjuk rasa masyarakat Pati, merupakan respons atas kebijakan kontroversial soal kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025, yang naik hingga 250 persen.
Kenaikan pajak membuat warga menjadi geram dan bersatu dalam satu suara "menolak".