Dia mengatakan, keluhan sejumlah warga tentang banyaknya debu dan jalan rusak atau berlubang merupakan dampak sementara dari adanya proyek jalan tembus Sleman-Gunungkidul.
Menurut Mujimin selain debu dan jalan yang banyak berlubang, sejumlah warga mungkin juga merasa terganggu dengan tingginya aktivitas lalu lintas truk besar dan bus pariwisata.
"Saya kira ini hal yang wajar saja sebagai bentuk aspirasi masyarakat," kata Mujimin ditemui di kantornya, baru-baru ini.
Diapun menjelaskan, bahwa saat ini pembangunan jalan baru mencapai sekitar 2 kilometer di Sambirejo, dan masih proses clearing dan pengerukan.
Mujimin juga mengatakan, untuk pembangunan jalan tembus Sleman-Gunungkidul ini di wilayah Kalurahan Sambirejo ada 4 padukuhan yang terdampak.
"Dan, sekitar 25 KK harus direlokasi," katanya.
Namun demikian, Mujimin mengatakan tak ada penolakan dari masyarakat terkait pembangunan jalan tembus tersebut.
Dia mengatakan, jika masyarakat menyadari dampak positif dari adanya pembangunan jalan tembus Sleman-Gunungkidul ini.
Dia mengatakan, jalan alternatif Sleman-Gunungkidul akan menjadi jalur ekonomi baru, dan membuat pengembangan pariwisata semakin maju.
"Dampak ekonomi akan sangat dirasakan warga. Mulai dari harga tanah yang naik, hasil perkebunan seperti kayu jati yang juga naik harganya, dan banyak lagi lainnya," bebernya.
Selain itu, Mujimin juga mengatakan akan adanya potensi ekonomi baru setelah jalan tembus itu selesai dibangun.
"Berbagai kegiatan ekomoni baru seperti usaha warung dan rest area akan bermunculan. Karena itu, kita wanti-wanti agar nantinya warga jangan sampai hanya jadi penonton saja," katanya.