HARIAN MERAPI - Pembangunan Jalan Tembus Sleman-Gunungkidul DI Yogyakarta hingga kini terus dikebut. Namun, proyek yang diyakini akan berdampak positif ini mulai dikeluhkan karena menyebabkan debu dan lubang jalan.
Proyek pembangunan Jalan Tembus atau jalan alternatif kabupaten Sleman-Gunungkidul DI Yogyakarta, memasuki tahap pengerjaan di wilayah Sleman.
Sedangkan pembangunan Jalan Tembus Sleman-Gunungkidul DI Yogyakarta di wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah selesai.
Seperti diketahui, Jalan Tembus Sleman-Gunungkidul ini dibangun membelah bukit, dari Gading Playen Gunungkidul hingga Bokoharjo Prambanan Sleman. Total panjang ruas jalan alternatif ini mencapai 28 kilometer.
Saat ini, pembangunan jalan tembus tersebut terpantau sudah sampai di wilayah Bokoharjo, tepatnya di timur Kalurahan Sambirejo, kapanewon Prambanan.
Namun, pembangunan jalan alternatif yang diyakini membawa dampak ekonomi tersebut saat ini mulai dikeluhkan oleh sejumlah pihak.
Hal itu terlihat dari munculnya sejumlah spanduk sindiran di sejumlah tiitk di kawasan dusun Marangan kalurahan Bokoharjo menuju kalurahan Sambirejo.
Meski jumlahnya tak signifikan, spanduk sindiran itu sekiranya mewakili keresahan warga yang merasa terdampak dengan adanya proses pembagunan Jalan Tembus Sleman-Gunungkidul.
Beberapa spanduk sindiran antara lain berbunyi "Maturnuwun Paringi Debu", dan "Debu Membawa Nikmat Barokah" dengan emoticon wajah murung.
Sejumlah spanduk sindiran halus itu antara lain terpasang di simpang jalan atau gang masuk kawasan Dusun Marangan, dan di pagar rumah warga.
Baca Juga: 10 Ribu Ekor Ayam Mati Hangus Terbakar Saat Kebakaran Kandang Ayam di Jatipuro Karanganyar
Terkait hal tersebut, Sekretaris Desa Sambirejo Mujimin, menyebutnya sebagai hal wajar dari sebuah aspirasi masyarakat.