Ratusan Masyarakat Pusmalang Wukirsari Demo Turunkan Kepala Dukuhnya, Ini Penyebabnya

photo author
- Selasa, 24 Desember 2024 | 06:00 WIB
Masyarakat Dusun Pusmalang, Wukirsari, Cangkringan, Sleman mendatangi kantor Kalurahan Wukirsari menuntut Kepala Dukuh Pusmalang untuk dipecat.  (Foto: Awan Turseno)
Masyarakat Dusun Pusmalang, Wukirsari, Cangkringan, Sleman mendatangi kantor Kalurahan Wukirsari menuntut Kepala Dukuh Pusmalang untuk dipecat. (Foto: Awan Turseno)

HARIAN MERAPI - Ratusan masyarakat Dusun Pusmalang, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman, yang tergabung dalam Penegak Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan, mendatangi kantor kalurahan setempat, Senin (23/12/2024).

Di halaman kantor Kalurahan Wukirsari, mereka melakukan orasi dan membentangkan beberapa spanduk. Tujuannya, menuntut kepada Lurah Wukirsari untuk memecat Kepala Dusun Pusmalang, Mustain Romli dari jabatannya.

Sedangkan perwakilan beberapa tokoh masyarakat Pusmalang menyampaikan langsung harapannya kepada Lurah Wukirsari, Handung Tri Rahmawah di ruang kerjanya.

Baca Juga: Harga Salak Pondoh Sleman terus menukik, begini kata Lurah Donokerto Turi saat dikunjungi Titiek Soeharto

Salah satu tokoh masyarakat Pusmalang, Mulyadi Amma menyampaikan, warga Pusmalang menilai bahwa sikap Kepala Dusun Pusmalang, Mustain Romli tidak mencerminkan sebagai seorang pemimpin. Maka, warga Pusmalang memohon kepada Lurah Wukirsari untuk segera memecatnya.

Mulyadi menyampaikan beberapa alasan tuntutan pemecatan tersebut karena Dukuh Pusmalang tidak mau ikut gotong-royong, pembohong dan pemfitnah, pemecah belah warga, tidak mau berinteraksi dengan masyarakat.

Serta dinilai tidak paham tata pemerintahan, menciptakan kebohongan publik serta diduga melakukan penggelapan uang Masjid Jami, uang aspal dan uang pengairan atau irigasi.

Baca Juga: Daftar Besaran UMK 2025 di DIY: Kota Yogyakarta Tertinggi, Kabupaten Gunungkidul Terendah

Dijelaskan, pemecah belah warga, karena di Pusmalang terdapat tiga mushala dan satu masjid. Tetapi, Romli justru sholat di rumahnya, pengeras suara dihadapkan ke mushala lainnya yang jaraknya tidak jauh.

Tidak berinteraksi dengan masyarakat, seperti tidak hadir saat acara adat Nyadran. Arisan Jumat Kliwon sebagai sarana mempererat komunikasi antar warga sekaligus mengumpulkan uang dari warga untuk pembangunan di dusun Pusmalang.

“Ketidakhadirannya pada arisan Jumat Kliwon ini artinya Dukuh Pusmalang tidak ikut membangun serta tidak peduli terhadap kemajuan dan pembangunan,” katanya.

Baca Juga: Korban Penipuan Bisnis Tiket Pesawat untuk Umroh dan Haji Laporkan Direktur PT HMS ke Polda DIY

Lebih parah lagi, beberapa hal terkait keuangan tidak transparan dan justru diduga melakukan penggelapan untuk kepentingan pribadi. Dicontohkan, di Dusun Pusmalang terdapat sarana irigasi untuk pengairan sawah. Jika ada dusun lain yang membutuhkan air, mereka akan memberi uang kas dusun sebesar Rp 100.000 untuk biaya perawatan.

“Kami sudah klarifikasi kepada beberapa masyarakat dusun lain yang membutuhkan air, mereka sudah membayar Rp 100.000. Tetapi uangnya tidak masuk ke kas dusun,” ungkap Mulyadi.

Tokoh masyarakat Pusmalang yang lain, Tri Endatna menambahkan, sekitar tahun 2020 masyarakat Dusun Pusmalang berkeinginan membangun (rehab) Masjid Jami. Saat itu, Romli mengajukan anggaran sebesar Rp 2 miliar, tetapi anggaran tersebut ditolak oleh masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X