Napak Tilas Jenderal Soedirman Menjadi Santri Pengajian Muhammadiyah dari Bintaran Wetan hingga Kauman

photo author
- Minggu, 17 November 2024 | 21:30 WIB
Rangkaian kegiatan Napak Tilas Jenderal Soedirman Menjadi Santri Pengajian Muhammadiyah.  (Foto: Sulistyanto)
Rangkaian kegiatan Napak Tilas Jenderal Soedirman Menjadi Santri Pengajian Muhammadiyah. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPI - Himpunan Pandu Wreda Hizbul Wathan (HW) dan Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) DIY menggelar beberapa kegiatan dalam rangka menyemarakkan Milad ke-106 Gerakan Kepanduan HW.

Salah satunya, yaitu kegiatan bertajuk 'Napak Tilas Jenderal Soedirman Menjadi Santri Pengajian Muhammadiyah di Kampung Kauman Yogyakarta'.

Rangkaian kegiatan diawali dengan Apel Milad di halaman Museum Sasmitaloka Pangsar Jenderal Soedirman, kawasan Bintaran Wetan Yogya, Minggu (17/11/2024). Ada pula penampilan drumband dari HW-NA Blawong Bantul.

Baca Juga: Kraton Yogyakarta Gugat PT KAI Rp 1.000, Ini Penegasan Sri Sultan HB X

Setelah itu dilanjutkan pawai napak tilas menuju kompleks Masjid Agung Kauman, Yogya yang diikuti ratusan peserta seperti dari HW Wreda DIY dan sekitar, perwakilan PWM DIY, perguruan tinggi, sekolah dan sejumlah tamu undangan.

Menurut Ketua Kepanduan HW Wreda Kwartir Wilayah DIY, H Wachid Achmadi, Jenderal Soedirman adalah Bapak Pandu dan Teladan Gerakan Kepanduan HW juga Bapak Tentara Nasional Indonesia.

“Selain itu sebagai salah satu Pahlawan Nasional yang sering pula dijuluki, Bapak Gerilya Indonesia, juga memberikan ajaran partisipasi yang inspiratif seperti percaya diri, komitmen, integritas, transparansi dan akuntabilitas,” paparnya.

Baca Juga: Tak gampang berantas miras, ini sebabnya

Sehingga napak tilas dari Museum Jenderal Soedirman menuju Kauman, sebut Wachid, merupakan jalan situs sejarah. Pasalnya, dulu selalu dilalui Jenderal Soedirman saat sebagai santri untuk mengaji ke Kauman.

Artinya pula, kegiatan napak tilas tersebut dilakukan untuk mengenang perjalanan pada masa itu dan sebagai tauladan bagi generasi mendatang, khususnya pemimpin dan anggota Gerakan Kepanduan HW.

Selain itu, Jenderal Soedirman pernah menjadi santri mengaji di Pengajian Malam Selasa (PMS) yang dirintis KH Ahmad Dahlan di Kauman, yakni di samping utara Masjid Agung (sekarang TK ABA).

Baca Juga: Anda ingin sampaikan laporan ke Mas Wapres, begini tata tertib dan alurnya

Bahkan, sebagai seorang pemuda, anggota HW, waktu itu juga aktif bergabung dengan Gerakan Pemuda Indonesia, memainkan peran penting dalam kegiatan pergerakan.

Ditambahkan Wachid, seiring perjalanan waktu, Jenderal Soedirman juga dikenal dan dikagumi, karena kemampuan beliau merancang taktik ataupun merancang strategi perang.

Kemudian juga mampu membangun ruang kekuatan besar, untuk bergerilya melawan penjajah. Bahkan mampu menjadi simbol keberanian dan kepemimpinan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X