Ketua KPU Kota Yogyakarta Noor Harsya Aryo Samudro mengatakan simulasi itu diadakan untuk mendapatkan gambaran utuh dan riil pemungutan dan perhitungan suara Pilkada Kota Yogyakarta. Mulai dari pelantikan KPPS, pembukaan kotak, persiapan, pemungutan suara sampai perhitungan suara. Utamanya bertujuan agar petugas melaksanakan buku panduan KPPS sebagai pedoman teknis.
"Harapannya KPU Kota Yogyakarta, PPK, PPS dan KPPS dapat mengetahui prosedur atau tata cara pemungutan suara dan perhitungan suara dan pelayanan yang aksesibel bagi warga," kata Harsya.
TPS 15 Prenggan dengan 503 pemilih dipilih untuk simulasi karena memiliki kategori kelompok rentan seperti lansia dan difabel, serta pemilih pemula. Simulasi itu juga untuk mengedukasi para pemilih, terutama pemilih pemula terkait cara menggunakan hak pilih dan teknis memilih dengan cara mencoblos surat suara.
Dijelaskan dalam Pilkada hanya menggunakan satu surat suara. Dalam simulasi menggunakan spesimen surat suara yang berukuran sama dengan surat suara asli. Namun gambar dan nomor pada surat suara tidak menampilkan paslon pilkada yang sebenarnya.
Sementara itu Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Komaru Ma’arif menyampaikan, dengan adanya simulasi itu para petugas dan masyarakat bisa mengetahui proses, mekanisme dan tahapan-tahapan yang harus dilalui saat pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara pilkada. Termasuk sebagai bahan perubahan atau antisipasi jika ada persoalan-persoalan muncul yang tidak diduga, sehingga diharapkan pada hari H berjalan baik dan lancar.
"Tentu kami dari pemerintah bisa mensuport atau sinergi kerja sama dengan penyelenggara. Kami juga mengapresiasi kepada masyarakat. Ini suatu kolaborasi yang harapan kita agar hajat pesta demokrasi bisa berjalan lancar dan optimal dan menghasilkan yang memang betul-betul didambakan masyarakat," katanya. *