Harga gabah turun, petani di Sukoharjo pilih jual beras lebih untung

photo author
- Senin, 25 Maret 2024 | 12:30 WIB
Petani berharap harga gabah tidak anjlok di tengah kondisi harga beras tinggi.  (Wahyu imam ibadi)
Petani berharap harga gabah tidak anjlok di tengah kondisi harga beras tinggi. (Wahyu imam ibadi)

HARIAN MERAPI - Petani mengeluhkan harga gabah yang terus turun bersamaan dengan panen musim tanam I (MT I) padi. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan pendapatan yang diperoleh. Karena itu, petani memilih menjual dalam bentuk beras lebih menguntungkan.

Petani Desa Singopuran Kecamatan Kartasura Widodo, Senin (25/3) mengatakan, petani sudah memasuki panen MT I padi. Namun demikian kondisi tersebut justru dikeluhkan petani karena terjadinya penurunan harga gabah. Penyebabnya karena panen padi bersamaan terjadi disejumlah daerah.

Panen bersaman tersebut menyebabkan stok gabah melimpah disejumlah daerah dan berdampak harga turun. Petani mengeluh karena harga gabah sekarang tidak sebanding dengan kerja keras dan biaya produksi tinggi.

Baca Juga: Bila ibu terkena TB, bolehkah tetap menyusu bayinya, ini jawaban dokter

"Kualitas gabah hasil panen baik dan tidak rusak. Tapi harga justru turun dipasaran dan sangat dikeluhkan petani. Daripada tetap dijual dalam bentuk gabah dan rugi, saya dan beberapa petani lain nekat menjual dalam bentuk beras karena lebih untung," ujarnya.

Widodo mengatakan, harga gabah hasil panen petani sekarang hanya dihargai Rp 6.600 per kilogram. Harga tersebut tidak sesuai harapan petani karena mengalami penurunan. Sebab pada panen sebelumnya harga gabah panen dihargai lebih dari Rp 7.500 per kilogram.

"Gabah hasil panen saya kelola sendiri dan digiling jadi beras baru saya jual. Ternyata sistem baru ini menguntungkan dan tetap ada pembeli," lanjutnya.

Beras dijual dikatakan Widodo sudah diatas angka Rp 13.000 per kilogram. Harga tersebut masih menguntungkan dan mampu menutup biaya produksi tanam.

Baca Juga: Anggapan keliru TB yang diderita anak-anak tidak berpotensi menular, begini penjelasan dokter

"Setelah panen masih ada biaya untuk jemur dan giling gabah menjadi beras. Tapi tetap saja masih ada untung lumayan dengan menjual beras dibanding gabah," lanjutnya.

Petani Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Manto, mengatakan, harga gabah turun membuat petani rugi. Sebab kondisi sekarang permintaan beras sedang tinggi dipasaran. Petani berharap dengan kondisi tersebut bisa mendapat untung setelah panen padi. Namun ternyata harga gabah dipasaran sekarang turun dibawah angka Rp 7.000 per kilogram.

"Petani masih berharap harga gabah tinggi seperti musim panen sebelumnya diatas angka Rp 7.500 per kilogram. Tapi ternyata justru turun. Saya sendiri akhirnya memilih menunda menjual gabah dan beralih menjual dalam bentuk beras. Saya giling sendiri ke penggilingan padi dan dijual," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, mengatakan, awal panen padi MT I di Kabupaten Sukoharjo sudah dimulai pada Maret ini. Petani disebagian wilayah Kecamatan Bendosari, Nguter dan Polokarto panen padi sejak sepekan lalu. Panen masih berlanjut hingga akhir bulan ini.

Baca Juga: Kronologi Oknum Polisi Tembak dan Tusuk Dua DC di Parkiran Mal Palembang

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X