Petani yang melakukan panen padi sekarang merupakan hasil tanaman pada periode akhir Desember 2023 hingga Januari 2024 lalu. Petani pada saat itu tetap melakukan tanam padi dengan mencari sumber pengairan sendiri menggunakan sumur pantek. Sebab kondisi saat itu sumber air kering seperti di aliran Dam Colo dan masih dalam cuaca musim kemarau. Kondisi diperparah dengan adanya fenomena alam El Nino yang berdampak pada lingkungan menjadi kering.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sudah memantau langsung proses panen padi petani di tiga kecamatan. Hasilnya panen padi petani dalam kondisi baik dan tidak ditemukan adanya kerusakan seperti dampak serangan hama atau bencana alam.
Seluruh hasil panen padi petani sudah terserap pasar. Artinya dijual petani dan mampu menambah stok pangan daerah. Selain itu membantu mencukupi kebutuhan pasar bersamaan dengan puasa Ramadan ini.
"Awal panen MT I padi sudah dilakukan petani pada Maret ini di tiga kecamatan yakni Kecamatan Bendosari, Nguter dan Polokarto," ujarnya.
Baca Juga: Politisi PAN Sebut Permintaan Mendiskualifikasi Prabowo-Gibran Mengada-ada
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menyoroti kondisi panen saat ini dengan turunnya harga gabah. Hal ini terjadi karena bersamaan dengan panen padi disejumlah daerah.
"Harga gabah panen padi petani turun sekarang. Sebelumnya dijual Rp 7.500-Rp 8.000 per kilogram maka sekarang turun tinggal menjadi Rp 6.600-Rp 7.000 per kilogram," lanjutnya.
Penurunan harga gabah tersebut cukup berpengaruh bagi petani. Sebab petani sangat berharap bisa mendapatkan keuntungan lebih besar pada panen padi MT I ini.
"Harapannya saat panen raya padi nanti harga gabah bisa naik lagi. Sebab petani sangat berharap bisa untung mengingat beras menjadi bahan pokok pangan utama yang dicari masyarakat," lanjutnya. *