"Sebentar lagi puasa Ramadhan dan Lebaran membuat permintaan beras tinggi. Hasil panen padi petani sangat ditunggu dan jadi rebutan," ujarnya.
Suwarno mengatakan, pada saat ini petani masih melakukan perawatan rutin tanaman padi. Harapannya pada saat panen padi MT I nanti hasilnya melimpah dan baik.
"Khawatir tanaman padi rusak karena bencana alam. Maka harga bisa anjlok maka dirawat serius," lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, mengatakan, panen untuk musim tanam I (MT I) padi mulai dilakukan pada bulan Maret mendatang.
Baca Juga: Ditemukan korban tenggelam di Palangka Raya, ini proses evakuasinya
Panen tersebut merupakan hasil tanaman padi petani yang ditanam sekitar periode Desember 2023 hingga awal Januari 2024 lalu.
Panen MT I padi Maret mendatang akan dilakukan di lahan seluas 200 hektar di wilayah Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Nguter.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo masih terus memantau kondisi tanaman padi dan memberikan pendampingan kepada petani.
Kondisi tanam padi di lahan seluas 200 hektar tersebut masih tumbuh subur. Tidak ditemukan kendala besar seperti serangan hama dan kekurangan air.
Baca Juga: Kota Sukabumi diguncang gempa, tak picu kerusakan, ini penjelasan BPBD
Hasil panen padi di lahan seluas 200 hektar di Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Nguter tersebut akan dijadikan stok tambahan pangan di Kabupaten Sukoharjo.
Terlebih lagi saat panen padi Maret mendatang diperkirakan sudah masuk bulan puasa Ramadhan.
"Panen MT I padi diawali Maret sekitar 200 hektar. Setelah itu panen berkelanjutan setiap bulan dan diperkirakan panen raya sekitar April-Mei," ujarnya.
Baca Juga: Seorang santri tewas dikeroyok saat latihan silat di Kalianda, begini kronologinya
Pada periode Januari lalu Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat ada seratusan hektar sawah disejumlah wilayah panen padi. Hasil panen padi sepenuhnya sudah terserap untuk menambah stok pangan daerah.