Panen padi petani pada Januari lalu dilakukan merupakan hasil dari MT III petani. Panen baru dilakukan Januari mengingat petani terlambat melakukan tanam MT III karena kondisi cuaca panas ekstrem dampak El Nino.
"Untuk Februari ini tetap ada petani panen padi tapi skalanya kecil. Panen besar diawali pada Maret dan bulan seterusnya," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo terus melakukan pemantauan dan pendampingan petani di semua wilayah. Penyuluh pertanian diterjunkan untuk memastikan kondisi tanaman padi petani tumbuh subur dan tidak ada temuan kerusakan akibat serangan hama.
"Yang kami khawatirkan sekarang justru kerusakan tanaman padi akibat fenomena cuaca ekstrem seperti banjir bandang dan angin kencang. Sebab bencana alam bisa bersifat merusak dan menurunkan hasil panen padi petani," lanjutnya.
Baca Juga: Kisah Bimo Hery Prabowo Membesarkan Zavira Jewelry, Spesialis Membuat Cincin Kawin Handmade
Bagas menjelaskan, secara keseluruhan di Kabupaten Sukoharjo ada sekitar 20.000 hektar lebih lahan pertanian yang ditanami padi setiap tahun.
Karena itu, panen padi setiap bulan yang dilakukan petani bisa menjadi jaminan bagi masyarakat memenuhi kebutuhan pokok pangan beras.
"Setiap tahun petani mampu panen padi melimpah dan Kabupaten Sukoharjo mampu surplus beras dan merupakan daerah swasembada pangan. Kebutuhan pokok pangan beras terjamin sepenuhnya dari petani lokal kita," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo terkait hasil panen padi ini diharapkan bisa terserap sepenuhnya untuk kebutuhan daerah. Namun tidak sedikit beras hasil panen padi petani di Sukoharjo terjual dan dibawa keluar daerah. *