HARIAN MERAPI - Terdapat sepuluh unit alat peringatan dini bencana longsor dan gempa, early warning system (EWS) di Kabupaten Gunungkidul rusak tidak berfungsi.
Keberadaan EWS tersebut sebenarnya cukup vital lantaran sebagai pertanda awal datangnya bencana longsor di Kabupaten Gunungkidul.
Sehingga masyarakat Gunungkidul yang berada di lokasi rawan longsor dengan adanya peringatan dari EWS akan segera menyelamatkan diri sebelum tertimpa tanah longsor.
Baca Juga: Kabar buruk! Tim bulu tangkis Indonesia habis di perempat final Malaysia Open 2024
Total EWS yang ada sebanyak 30 unit, namun yang berfungsi hanya 20 buah. "Ada sebanyak 10 EWS tidak berfungsi karena rusak," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono.
Sebanyak 30 EWS tersebut terpasang di daerah zona merah longsor di Kapanewon Semin, Nglipar, Gedangsari, Patuk, Purwosari, Ngawen dan Ponjong.
Kondiis geografis tujuh kecamatan tersebut berada di kawasan perbukitan zona utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman, Klaten dan Wonogiri, Jawa Tengah dengan memiliki ketinggian dan kemiringan kawasan permukiman rawan longsor.
Sebagai antisipasi dan mengurangi risiko longsor, selain melakukan peningkatan intensitas penyuluhan juga melakukan pembekalan tentang mitigasi.
Baca Juga: Gedung administrasi dan arsip di RS Panti Nugroho, Pakem Sleman terbakar
Selain itu secara rutin Tim Reaksi Cepat BPBD melakukan pengecekan lokasi sarana peringatan dini khusus bencana longsor.
"Adapun kerusakan rata-rata karena komponen accu, tiang ambruk dan kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi," imbuhnya.
Terkait dengan kerusakan ini pihaknya berkoordinasi dengan BPBD DIY serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana agar bisa memberikan solusi terhadap kerusakan EWS ini.
Baca Juga: Ancaman penembakan terhadap Anies Baswedan, Polri telah melakukan proses pendalaman
Adapun desa yang saat ini telah terpasang EWS antara lain Desa Giritirto, Giripurwo, Girijati, Giricahyo Kecamatan Purwosari, Desa Tancep, Sambirejo, Kampung Kecamatan Ngawen.