Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menekankan terkait pentingnya keberadaan embung seperti saat musim kemarau seperti sekarang bersamaan dengan puncak fenomena alam El Nino.
Di saat kondisi kering akibat cuaca panas ekstrem, petani di Kabupaten Sukoharjo masih mampu tanam padi karena jaminan air melalui embung.
"Kondisi musim kemarau panas kering akibat cuaca ekstrem sekarang masih mampu diatasi melalui suplai air Dam Colo, Waduk Mulur dan embung," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, cuaca panas ekstrem sekarang memang berpengaruh pada kondisi di sumber tampungan air seperti Dam Colo Nguter, Waduk Mulur Bendosari dan embung karena debit air menurun.
Baca Juga: Sumbu Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Budaya Dunia, Sultan Minta Semua Pihak Sepakat
Namun demikian stok air dipastikan masih mencukupi kebutuhan petani untuk tanam padi sampai musim hujan datang lagi.
Bagas menjelaskan, pemerintah pusat sudah mengeluarkan kebijakan terkait menghadapi musim kemarau sekarang dengan memanfaatkan air bersumber dari embung salah satunya untuk sektor pertanian.
Kabupaten Sukoharjo sendiri sudah memiliki beberapa sumber air dari embung yang tersebar disejumlah kecamatan.
Air embung sudah dimanfaatkan petani untuk mengairi lahan pertanian dengan berbagai jenis tanaman pangan. Tidak hanya padi saja, namun hingga palawija dan berbagai jenis buah.
Baca Juga: Drama Tujuh Gol di Stadion Allianz Arena, Bayern Muenchen Bantai Manchester United
Pemanfaatan air tersebut diharapkan mampu membuat tanaman panen dan menambah stok pangan daerah.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sudah melakukan pengecekan langsung terhadap potensi sumber air khususnya untuk sektor pertanian dengan mendatangi Waduk Mulur Bendosari, Dam Colo Nguter dan sejumlah embung di beberapa wilayah. Hasilnya stok air masih melimpah.
Pasokan air masih besar ditambah dari suplai Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang dialirkan melalui Dam Colo Nguter ke saluran irigasi. Stok air didapat hasil dari tampungan selama musim hujan.
Langkah tersebut dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan dalam menghadapi musim kemarau.
Baca Juga: Berkat Gerakan Mbah Dirjo, Volume Sampah di Kota Yogyakarta Turun hingga 50 Persen