BMKG: 21 Kecamatan di DIY Berstatus Awas Kekeringan

photo author
- Selasa, 12 September 2023 | 08:20 WIB
Ilustrasi- Krisis air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim kemarau. Pemerintah berusaha mencari sumber air baku dari sungai-sungai bawah tanah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air saat musim kering.  (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Ilustrasi- Krisis air bersih di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim kemarau. Pemerintah berusaha mencari sumber air baku dari sungai-sungai bawah tanah untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air saat musim kering. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

 

HARIAN MERAPI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini bahwa 21 wilayah kecamatan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta statusnya awas mengalami kekeringan meteorologis.

Menurut siaran pers Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta seperti dilansir dari Antara, Senin (11/9/2023), berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 10 September 2023 wilayah yang berstatus awas kekeringan di antaranya Kecamatan Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu, dan Sewon di Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Gunungkidul status siaga darurat kekeringan, begini kondisinya

Kemudian Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Playen, Ponjong, dan Wonosari di Kabupaten Gunungkidul serta Kecamatan Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, dan Sleman di Kabupaten Sleman juga berstatus awas kekeringan.

"Wilayah yang berstatus awas tersebut mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas.

"Masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini," sambungnya.

Baca Juga: Selama musim kemarau penjualan bibit pohon pisang di Sleman, tiarap

Menurutnya, peringatan dini kekeringan meteorologis disampaikan berdasarkan berkurangnya curah hujan dari keadaan normal dalam jangka waktu yang panjang, mulai dari kurun bulanan.

Berdasarkan pantauan penurunan curah hujan, BMKG juga memetakan wilayah-wilayah yang statusnya siaga dan waspada kekeringan.

Wilayah yang tergolong berstatus siaga kekeringan karena mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari meliputi Kecamatan Nglipar, Semin, dan Tepus di Kabupaten Gunungkidul, Kecamatan Girimulyo di Kabupaten Kulonprogo serta Kecamatan Ngemplak, Pakem, dan Turi di Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Musim kemarau, peternak sulit peroleh pakan hijauan, salah satu solusinya bikin bank pakan rumput Gama Umami

Selain itu, ada 23 kecamatan yang berstatus waspada kekeringan karena mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari dengan prakiraan curah hujan rendah, di bawah 20 mm per dasarian (sepuluh hari).

Wilayah yang statusnya waspada kekeringan yakni Kecamatan Bambanglipuro, Kretek, Pandak, dan Piyungan di Kabupaten Bantul, Kecamatan Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Samigaluh, Sentolo, dan Wates di Kabupaten Kulonprogo serta Kecamatan Minggir, Moyudan, Prambanan, Seyegan di Kabupaten Sleman.

Reni mengimbau warga yang tinggal di daerah berstatus awas, siaga, maupun waspada kekeringan melakukan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi kemungkinan terjadi penyusutan air tanah serta kebakaran hutan dan lahan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X